Thursday, December 26, 2013

Menanti Peforma Kelly

Martin Kelly, pemain belakang yang begitu digilai sejumlah penggemar Liverpool dari kaum hawa. Selain karena masih muda, besar tinggi, dan memiliki wajah seperti John Mayer (untuk poin terakhir silakan anda lihat dan nilai sendiri, saya hanya memakai anggapan dari admin akun @IndoSteviG) Kelly juga merupakan salah satu bek kanan asli akademi yang dianggap memiliki prospek cerah untuk bisa menjadi bek kanan masa depan Liverpool. Meskipun memiliki postur yang tinggi, sprint Kelly mampu mengimbangi winger winger EPL sehingga sektor kanan sangat sulit dilewati ketika dia menempati pos tersebut.

Namun apadaya ternyata cedera yang dialaminya ketika pertandingan melawan Manchester United tahun lalu membuatnya harus absen selama semusim. Krisis bek kanan itulah yang kemudian membuat Andre Wisdom berhasil beberapa kali menjadi starter di sejumlah pertandingan EPL dan Europe League. Kelly baru sembuh setelah musim berakhir dan sempat bermain ketika melawan Preston di laga Pre-Season, dia juga mengikuti tur Liverpool ke Asia pada bulan Juli.

Pemain berumur 23 tahun ini comeback dari cedera panjang pada laga Liverpool melawan WBA sebagai pemain pengganti pada menit ke 62, ketika Liverpool menjamu West Ham pun Kelly sempat bermain selama 11 menit. Baru ketika minggu lalu menghadapi Cardiff di Anfield lah Martin Kelly mendapatkan menit bermain yang lumayan banyak setelah dimasukkan Brendan Rodgers pada menit ke 55 untuk menggantikan Flanagan.

Harus diakui peforma Kelly di 35 menit tersebut masih jauh dari yang diharapkan, dia seperti kebingungan dengan posisinya sendiri dan berkali kali dilewati oleh lawan. Kelly sudah tak seperti beberapa musim lalu, dia tidak mungkin  bisa dilewati dengan semudah itu karena kedisiplinannya mengawal sisi kanan. Melihat peforma Kelly pun banyak orang berkicau bahwa keputusan Rodgers untuk menarik Flanagan terlalu dini, karena memang kemudian Liverpool kebobolan satu gol yang lagi lagi lewat set pieces.

Nanti malam Liverpool akan bertandang ke Etihad Stadium, tempat di mana pada musim ini semua lawan tidak ada satupun yang bisa pulang membawa poin dari sana. Etihad Stadium mendadak menjadi tempat paling angker saat ini, mungkin sama angkernya dengan segitiga bermuda, tidak ada orang yang selamat ketika ke sana.
Dan celakanya, beredar isu kalau "The Scouse Cafu" sedang mengalami cedera dan terancam tidak bisa memperkuat Liverpool nanti malam, padahal dia sedang mengalami masa masa terbaiknya di Liverpool. Jika beberapa minggu yang lalu orang orang panik karena Flanagan yang dipasang Rodgers di bek kiri, sekarang mereka panik karena Flanagan harus absen.........people

Jika memang "The Scouse cafu" harus absen, maka Rodgers mau tidak mau harus mencoba Martin Kelly dan percaya kepada pemuda kelahiran Whiston tersebut. Memang Kelly bermain buruk ketika menghadapi Cardiff, tapi bukankan Flanagan juga bermain buruk ketika menghadapi Arsenal sebelum akhirnya dia bermain apik ketika berhadapan dengan Everton. Kelly baru sembuh dan dia tentu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan skema tim yang sekarang, jadi tidak ada salahnya jika kemudian Brendan memberikan kesempatan kepadanya. Dan hey, Liverpool akan bertandang ke Etihad, tempat dimana semua tim besar bertumbangan dengan skor telak, jadi dapat poin ya syukur tidak dapat poin ya sudahla.

Come on you Martin Kelly, put Nasri into your pocket.

Sunday, December 15, 2013

FLANO !!!

Pekan ke 32 musim 2010-2011 Liverpool menjamu salah satu penghuni empat besar yaitu Manchester City yang sedang mengumpulkan bintang dari penjuru dunia karena uang tak terbatas pemiliknya. Laga yang digelar pada hari Senin tanggal 11 April 2011 tersebut dimenangkan Liverpool dengan skor 3-0 sekaligus pembalasan atas pertemuan pertama di kandang Citizen dimana Liverpool tumbang dengan skor yang sama. Saya yang kebetulan nonton (waktu itu hak siar masih dipegang MNC Grup, jadi match subuh tetap disiarkan) hampir tidak percaya tim yang pada paruh musim pertama bersaing di zona degradasi ternyata bisa menang telak atas Manchester City padahal sejumlah pemain utama Liverpool banyak yang cedera. Gara gara laga ini pula saya sempat terbuai oleh harapan yang kemudian ternyata menjadi harapan palsu, harapan kalau banderol 35 juta itu sesuai ternyata hanya sebuah harapan semu karena ternyata pemain bernomor punggung 9 tersebut lebih sering menjadi bahan troll di twitter bersama sama dengan nomor 9 sebelumnya gara gara kesulitan menemukan letak gawang lawan, tapi ahsudahla bukan hal itu yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.

Starting line-up Liverpool malam itu adalah Reina (GK), Carragher, Skrtel, Aurelio, FLANAGAN, Meireles, Lucas, Jay Almighty Spearing, Kuyt, Suarez, dan Carroll. Cederanya Glen Johnson dan Martin Kelly membuat Liverpool mengalami krisis bek kanan dan untuk mengisi slot tersebut King Kenny memanggil salah satu personil reserves, Jon Flanagan. Pemuda yang pada saat itu berumur 18 tahun pun sukses menjalani debut dengan baik di Anfield meskipun sempat terpelanting karena cas bodi dengan Balotelli.

Seminggu kemudian Flanagan kembali mendapatkan kepercayaan dari King Kenny untuk mengisi fullback kanan dan Liverpool akan bertandang ke Emirates Stadium, kandang dari Arsenal yang saat itu menempati peringkat kedua. Laga yang berlangsung lebih dari 100 menit dan berakhir 1-1 itu menjadi laga kedua Flanagan, bisa dibayangkan bagaimana perasaan pemuda berumur 18 tahun yang dua laga awal karirnya berhadapan dengan tim tim tangguh. Dia adalah masa depan Liverpool.

Bermain di 7 laga terakhir Liverpool musim 2010-2011 ternyata belum membuat Flanagan bisa menembus posisi inti di sektor bek kanan, pada musim 2011-2012 dia hanya tampil sebanyak 5 kali termasuk ketika backpass gagalnya ke Doni yang menyebabkan penalti ketika laga melawan Blackburn Rovers. Di era Rodgers pada musim 2012-2013 pun Flanagan tidak mendapatkan kesempatan bermain bersama tim inti, selain disebabkan cedera, penampilan stabil Andre Wisdom juga berhasil mencuri perhatian Rodgers sehingga Flano gagal menambah caps di tim inti.

Di tahun kedua kepelatihan Rodgers sektor bek kiri mendadak krisis setelah Jose Enrique cedera dan Aly Cissokho yang bermain tak ubahnya Konchesky sehingga Brendan menempatkan Flanagan sebagai bek kiri ketika derby Merseyside dan tentu saja dia dibully habis habisan oleh Mirallas. Meskipun dibully oleh Mirallas, tidak ada gol yang tercipta akibat kesalahannya dalam menjaga sektor kiri pertahanan Liverpool.

Bermain bukan pada posisinya (meskipun sempat beberapa kali bermain sebagai bek kiri di reserves) ternyata tidak membuat Flanagan hanya menjadi pelengkap di lapangan. Dia tampil begitu bersemangat dan berusaha sekuat tenaga agar sektor kiri Liverpool aman meskipun mungkin dia tidak sebaik Jose Enrique, tapi hei, dia adalah pemuda berumur 20 tahun dan dia aslinya adalah bek kanan, berikan jempol untuk dia, dia layak mendapatkannya.

Dengan absennya Enrique sampai Januari maka dipastikan Flano akan terus mengisi slot bek kiri selama Desember dan ujian berat akan dimulai ketika Liverpool bertandang ke White Hart Lane nanti malam. Mampukan Flano meredam sektor sayap kanan Spurs yang mempunyai Townsend ataupun Holtby? Biarkan dia menjawabnya nanti malam

Melihat Flanagan yang bisa menembus skuad utama karena usaha keras dan perjuangan di lapangan harusnya para pemain akademi yang lain bisa mencontohnya, bahwa usaha dan kerja keras bisa membuahkan hasil meskipun mungkin dia tidak memiliki skill sebaik fullback lainnya. Keep it Flano, You'll Never Walk Alone

Wednesday, December 4, 2013

Menanti Kiprah Liverpool di Bulan Desember

Sebelum memasuki bulan Desember, Liverpool masih menguntit Arsenal di tempat kedua dengan selisih empat poin. Pencapaian yang boleh dikatakan luar biasa jika melihat bagaimana skuad yang dimiliki Liverpool saat ini. Bisa dibayangkan bagaimana Liverpool bisa nangkring di tempat kedua padahal tanpa diperkuat Suarez pada 5 laga awal EPL, belum lagi kemudian kehilangan Coutinho sehingga Suarez dan Sturridge harus berjuang tanpa suplai bola dari si nomor sepuluh. Tapi toh pada akhirnya Liverpool tetap saja "sukses" membayangi Arsenal yang disebut sebagai kandidat kuat juara musim ini.

Sampai pada akhirnya di awal Desember Liverpool harus bertandang ke KC Stadium, kandang dari Hull City yang baru saja promosi musim ini bersama Cardiff dan Crystal Palace. Seharusnya Liverpool bisa mengatasi Hull City dengan mudah jika melihat peforma musim ini yang begitu menjanjikan ketika bertemu tim "papan bawah".

Namun apa daya, ternyata Fowler berkehendak lain pada minggu tersebut. Tidak ada lagi dewi fortuna seperti laga laga sebelumnya, sehingga Liverpool pun gagal membendung tuan rumah dan tiga gol bersarang di gawang Simon Mignolet. Entah apa yang terjadi dengan Liverpool, tiga gol tuan rumah hanya berbalas satu yang lahir dari freekick sang kapten. Mungkin Fowler terlalu asyik reply reply-an dengan Didi Hamman tentang Adnan Januzaj sehingga dia lupa memberkati para pemain Liverpool di KC Stadium dan Liverbird pun di terkam oleh Tiger yang sebenarnya sedang ompong.

Dinihari nanti Liverpool akan menjamu Norwich City di Anfield dalam lanjutan Premier League. Dilihat dari empat pertemuan terakhir harusnya Liverpool mutlak mendapatkan 3 poin nanti, namun semuanya tergantung bagaimana taktik dari Brendan dan penerapannya oleh para pemain.

Kemenangan jelas penting bagi Liverpool untuk menjaga asa agar tetap berada di empat besar hingga pergantian tahun, karena akan ada lawan lawan berat menanti di pekan pekan selanjutnya. Selepas menjamu Norwich, Liverpool akan bertemu dengan West Ham dan sampai akhir tahun Liverpool akan berhadapan dengan Tottenham, Manchester City, dan Chelsea. Ketiga tim tersebut jelas merupakan lawan tangguh dan pasti akan menguras fisik dari pemain. Kita akan lihat kepiawaian Rodgers dalam meracik dan melakukan rotasi di jadwal yang super padat kali ini.

Berhadapan dengan tim tangguh dengan skuad yang dalam seperti Spurs, Chelsea, dan City jelas memerlukan konsentrasi dan stamina yang prima. Ditambah dengan absennya Enrique sampai Januari, sektor kiri pun bakal menjadi lahan basah untuk dibully oleh lawan. Saya tidak ingin membayangkan, namun jika ada yang mau silakan coba menerawang ke depan untuk mengira ngira bagaimana Flanagan harus berhadapan dengan Jesus Navas dan Townsend *urut dada*

Tidak ada yang bisa menebak bagaimana peforma Liverpool menjalani bulan Desember ini, jikapun bisa pasti dia adalah orang dalam Yang Di Atas. Yang jelas hasil di bulan Desember akan sangat besar pengaruhnya untuk posisi di akhir musim nanti. Jika bisa bertahan di empat besar hingga Januari, maka besar peluang Liverpool untuk bisa tampil di Eropa musim 2014/2015. Namun jika berada di luar enam besar maka perjuangan untuk bertarung di empat besar akan semakin berat dan caption footy jokes yang "tidak pernah kalah di Liga champions selama 5 musim" akan tetap bertebaran setiap hari selasa dan rabu di musim 2014/2015.

Mari berharap agar Desember tahun ini bersikap ramah kepada Liverpool sehingga harapan Gerrard dan Suarez bisa terkabul jika harapan Kolo Toure mungkin terlalu tinggi.

Monday, November 11, 2013

Dewi Fortuna Kembali Menyambangi Liverpool

Tykhe adalah Dewi dari keberuntungan atau istilah kerennya "lucky", di sejumlah bacaan yang beredar Tykhe ini kemudian diistilahkan Dewi Fortuna di Indonesia. Dewi Fortuna ini dihormati sebagai dewi keberuntungan, kesuksesan, dan kemakmuran. Entah bagaimana kemudian Dewi Fortuna ini sering dihubungkan dengan sepakbola karena "lucky" juga salah satu faktor yang membuat sepakbola terlihat sebagai olahraga yang paling menarik di muka bumi ini. Final Istanbul 2005 pun dianggap sebagai salah satu bentuk campur tangan dari Dewi Fortuna, bagaimana Liverpool yang sudah tertinggal 3 gol pada babak pertama kemudian sukses meyamakan kedudukan pada babak kedua dalam tempo 6 menit dan Gerrard mengangkat Piala setelah menang adu penalti. Semangat pantang menyerah yang dibantu oleh Dewi Fortuna itu sudah berhasil menciptakan kesuksesan, walaupun hal itu sudah 8 tahun yang lalu (saya masih SMP).

Dewi Fortuna atau apapun istilahnya tampaknya sedang menyambangi salah satu klub sepakbola di kota pelabuhan Inggris Raya, klub yang sudah bertahun tahun mengalami masa medioker sejak ditinggal salah satu pelatih kesayangan mereka, Rafael Benitez. Dewi fortuna ini diidentikkan dengan keberuntungan atau istilah orang di pontianak "heng" sudah begitu lama menjauhi klub yang didirikan oleh John Houlding tersebut, meskipun sempat meraih trofi Carling Cup di tahun 2012 tapi ternyata hal tersebut bukanlah apa apa karena toh pada akhir musim Sang Raja dilengserkan dari kursi kepelatihannya dan digantikan oleh Brendan Rodgers.

Musim 2011-2012 adalah saat di mana Dewi Fortuna seperti terlihat seolah memblacklist Liverpool dari salah satu klub yang boleh menerima keberuntungan, sehingga tendangan pemain Liverpool seperti tidak diijinkan untuk masuk ke gawang lawan. Mungkin Dewi Fortuna meniupkan sedikit angin sehingga puluhan shot yang seharusnya menjadi gol malah membentur tiang dan pada akhirnya Liverpool terdampar di peringkat 8, sama seperti nomor punggung Gerrard (oke ini tidak penting). Di musim tersebut bukan hanya di Liga saja Liverpool yang kesulitan memperoleh keberuntungan, pada final piala FA 2012 di Wembley melawan Chelsea gol Andy Carroll pun dianulir karena dianggap belum melewati garis dan sayang sekali karena pada tahun itu belum ada teknologi garis gawang, namun itulah yang membuat sepakbola terlihat lebih manusiawi bukan seperti pada game game konsol.

Di era Brendan Rodgers, Dewi Fortuna pun tampaknya masih ogah ogahan untuk mampir ke Anfield sampai paruh musim pertama. Namun ketika memasuki paruh musim kedua Dewi Fortuna mulai nongkrong di bar di pusat kota Merseyside sampai kemudian dia mengijinkan tembakan Downing melewati kolong dari Jan Vertonghen dan kemudain Liverpool menang atas Tottenham 3-2 lewat gol terakhir dari penalti sang kapten.

Dewi Fortuna mengambil sedikit DNA Iniesta dan memasukkan skill through ballnya ke dalam kaki Coutinho sehingga terjadilah terobosan membelah lautan yang berkali kali terlihat di beberapa laga menjelang akhir musim dan Sturridge bersama Suarez pun sudah merasakan betapa manisnya through ball pemilik nomor 10 ini. Meskipun hanya finish di tempat ke tujuh tapi setidaknya peforma di paruh musim kedua sudah memenuhi ekspektasi sejumlah pengamat.

Musim 2013-2014 dimulai dan Liverpool harus mengarungi 5 laga tanpa topskor mereka musim lalu, Luis Bite Suarez akibat skorsing panjangnya. Namun dari sinilah terlihat bahwa Dewi Fortuna sekarang sudah bersama Liverpool dan selalu senantiasa mendampingi anak asuh Brendan Rodgers dan hasilnya adalah 3 kemenangan beruntun di awal musim yang mana sempat membuat Liverpool menjadi pemimpin klasemen sementara. Yang paling penting tentu saja tiga kemenangan pertama tersebut semuanya berakhir dengan skor 1-0 dan semua gol dicetak oleh Daniel Sturridge.

Dan kini hingga pekan ke 11 Liverpool telah memenangkan 7 laga, 2 seri, dan 2 kalah sehingga memantapkan posisinya di peringkat 2 meskipun jarak poin yang sangat ketat di EPL bisa membuat tim manapun terlempar ke papan tengah jika kalah. Liverpool hanya tertinggal dua poin dari Arsenal yang kini memimpin klasemen, namun hanya berjarak 3 poin dengan Spurs yang ada di peringkat 7, jadi apapun masih bisa terjadi.

Pada pekan ke 10 di saat Liverpool menyerah di Emirates Stadium, secara mengejutkan Chelsea juga menyerah dari Newcastle dengan skor yang sama diikuti oleh Southampton dan Spurs yang hanya bisa meraih hasil imbang dan hasilnya Liverpool tetap aman di peringkat ke tiga.

Sedangkan dipekan lalu Liverpool berhasil menghajar Fulham 4-0 di Anfield, hasil yang sangat baik meskipun musim lalu Fulham juga selalu menjadi bulan bulanan Liverpool. Pada pekan tersebut Dewi Fortuna menyambangi Stamford Bridge terlebih dahulu dan hasilnya anak asuh The Special One ini hanya bisa meraih hasil seri dan itupun dikarenakan penalti di injury time setelah aksi menyelam Ramires sukses mengelabui wasit. Jadilah Liverpool menggeser Chelsea di tempat kedua, dan secara mengejutkan besoknya tim peringkat 8 sukses menaklukkan tim nomor satu lewat skema set piece. Dan persaingan di papan atas Liga Premier semaik ketat, seketat baju Evan Sanders.

Liverpool tampaknya sudah dihapus dari daftar hitam tim milik Dewi Fortuna sehingga musim ini jumlah tembakan menghantam tiang menurun drastis dan sejumlah gol krusial pun berhasil menjadi penentu kemenangan Liverpool sehingga tidak terlalu banyak poin yang terbuang di 11 pertandingan awal ini. Namun musim sangat panjang, masih ada 27 pertandingan lainnya yang harus dilewati ditambah padatnya jadwal pada bulan Desember sampai Januari nanti. Semoga saja Dewi Fortuna masih berpihak kepada Liverpool sampai akhir musim usai terlepas dari nyata atau tidaknya mitologi mengenai Dewi Fortuna ini.

Saturday, November 9, 2013

Nasib Sang "Vice Captain"

Awal musim 2012/2013 Liverpool benar benar sibuk, bukan sibuk belanja pemain ataupun mencari marquee signing seperti kebanyakan tim lainnya, tapi sibuk mempertahankan para pemainnya yang diincar tim lain mulai dari Skrtel, Agger, Suarez, sampai Downing *ehhh. Daniel Agger pun gencar diberitakan akan bergabung ke Manchester City dan Barcelona, tapi untuk menampik hal tersebut Dagger membuat tatto YNWA di jarinya. Tatto yang sangat fenomenal dan menjadi design andalan dari sejumlah vendor tshirt yang berseliweran di lini masa. Tatto Dagger ini menegaskan bahwa dia sangat mencintai Liverpool dan berharap bisa terus bermain di depan para kopites di stadion kebanggannya dengan balutan jersey Liverpool. Loyalitas Agger pun sudah tak diragukan lagi sehingga orang beramai ramai memprediksikan kalau beliau akan menjadi kapten menggantikan Gerrard kelak karena cinta dan loyalitasnya kepada Liverpool.

Musim 2012-2013 pun berlalu dengan hasil Liverpool finish di nomor 7, tapi Agger tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Baginya yang penting dia bisa bermain untuk klub yang dicintainya dan bisa memberikan yang terbaik untuk para pendukung. Tapi Barcelona yang salah satu defendernya sudah uzur terus merayu Agger agar mau berlabuh di Nou Camp, bahkan ada sejumlah akun fanspage Barcelona yang mengupload foto Agger ketika sempat bersekolah di Akademi Barcelona.

Sebagai cara untuk memproteksi Agger pihak klub kemudian menunjukknya sebagi vice captain menggantikan Carragher yang pensiun. Agger tentu saja sangat senang, kini dia sudah semakin menjadi bagian yang sangat penting di Liverpool. Tawaran dari Barcelona pun kembali tak digubris oleh Liverpool dan sampai jendela transfer musim panas ditutup Daniel Agger tetap menjadi milik Liverpool.

Agger selalu bermain penuh di tiga laga awal EPL musim ini dan hasilnya Liverpool selalu berhasil mengamankan angka penuh dan sempat memuncaki klasemen. Sampai semuanya berubah ketika Liverpool memutuskan untuk mendatangkan bek tengah asal PSG, Mamadao Sakho. Agger tak lagi menjadi starter dan bahkan kadang kadang hanya menjadi penonton di bangku cadangan. Sakho menjadi pilar penting di formasi 3-5-2 yang sekarang digunakan oleh Brendan Rodgers dan Agger pun harus rela di nomorduakan. Sebenarnya sungguh ironis karena Agger dinomor duakan setelah dia ditunjuk sebagai vice captain.

Sakho tampil impresif sejak didatangkan dari Paris, namun entah di formasi 3-5-2 Brendan lebih suka memasang Toure, Skrtel, dan Sakho. Cukup mengejutkan memang kenapa Brendan lebih memilih Skrtel sebagai salah satu andalan di 3 belakang padahal Skrtel diakhir musim lalu tampil begitu buruk sehingga malah Agger yang tak kunjung mendapatkan tempat utama di Liverpool.

Banyak yang berharap bahwa Agger yang seharusnya menempati posisi Skrtel di tengah karena dia adalah ball playing defender terbaik saat ini, namun yang menjadi pelatih adalah Brendan Rodgers sehingga para pendukung hanya bisa berceloteh di twitter, blog, ataupun forum forum. Namun jika melihat permainan Skrtel saat ini, maka akan sulit bagi Agger untuk bisa menggesernya. Berikut ada sedikit komparasi dari penampilan keduanya di awal musim ini dan silakan ditelaah sebaik mungkin.



Siapa yang tidak sedih melihat Agger hanya menjadi bench warmer, pemain yang begitu dicintai publik Anfield karena loyalitasnya yang "too damn high" (seperti caption di meme meme). Agger sendiri meminta kepada klub agar dirinya tidak dijual ke klub di Liga Inggris karena dia tidak ingin bersaing bersama klub yang sangat dicintainya di dalam satu liga. Ketika tawaran itu datang dari Barcelona, tim yang setiap musim hampir selalu bisa dipastikan memenangkan Piala serta selalu tampil di Liga Champions (liga yang selalu dijadikan alasan para pemain untuk tidak bergabung ke Liverpool saat ini) Agger tak bergeming karena dia ingin meraih kesuksesan itu bersama Liverpool dan dia yakin Liverpool akan kembali bangkit (meskipun entah kapan).

Apakah nasib Agger akan sama dengan Vermaelen di Arsenal? Kita tidak tahu apa yang ada di pikiran Rodgers ataupun pemilik klub, yang jelas menyaksikan laga Liverpool tanpa Agger pasti saya merasa ada yang kurang dari lini belakang Liverpool. Tidak ada lagi sikut sikutan seperti dia menghajar Fernando Torres ataupun maki makiannya kepada pemain yang melakukan diving seperti yang dilakukannya kepada Gareth Bale. Kedatangan Sakho yang merupakan marquee signing Liverpool di bursa transfer musim panas beberapa bulan yang lalu benar benar menenggelamkan Agger.

Dua bulan lagi bursa transfer musim dingin akan di buka, kita tidak tahu siapa yang akan pergi meninggalkan Anfield, entah itu Skrtel ataupun Agger. Namun saya sangat berharap Agger bisa stay di Anfield, biarkan dia membimbing rekan rekan lain yang lebih muda karena hanya dialah satu satunya pemain yang paling berisik di lini belakang. Biarlah dia meneriaki Enrique atau Lucas kalau mereka melakukan kesalahan.
Tapi apapun yang terjadi Januari nanti, kita semua hanya bisa berharap yang terbaik untuk Vice Captain kita.

Daniel Agger The Greatest Dane !!!

Thursday, November 7, 2013

Go Diego Go

Diego Ribas da Cunha, demikian nama lengkap pemilik nomor punggung 10 di Wolfsburg ini. Di usianya yang sudah mencapai 28 tahun ini banyak orang yang sudah melupakannya karena hanya membela tim peringkat 11 di Bundesliga musim lalu. Padahal performanya bersama Wolfsburg terbilang cukup baik dibandingkan dengan rekan rekan lainnya seperti Ivica Olic ataupun Bast Dost (striker tinggi asal Belanda). Diego bahkan menjadi top skor untuk Wolfsburg (walaupun banyak dari titik putih) dengan 10 gol. Bukan cuma rajin membobol gawang lawan, Diego juga menjadi pelayan bagi rekan rekannya. Dia banyak terlibat dalam proses gol rekan rekannya dan menjadi pemain paling menonjol di Wolfsburg meskipun toh akhirnya tim ini harus finish di papan tengah.

Diego bukanlah nama baru di kancah sepakbola Eropa, dia adalah salah satu playmaker terbaik yang dimiliki oleh Werder Bremen sekaligus merupakan mentor dari Mezut Ozil (raja assist saat ini). Diego merupakan sosok klasik nomor sepuluh klasik khas Brazil yang sesungguhnya, bermodalkan dribbling, pinpoint pass, serta visi yang luar biasa baik. Selama tiga musim membela Bremen, Diego menjadi sosok vital kesuksesan Bremen menembus final UEFA Cup di tahun 2009 namun dia gagal tampil di final karena akumulasi kartu dan Bremen menyerah 1-2 kepada tim dari Ukraina, Shaktar Donetsk. Tapi 10 hari berselang Diego berhasil membawa Bremen menjuarai DFB Pokal setelah menang 1-0 atas Bayer Leverkusen dan gol tunggal yang dicetak oleh Mesut Ozil merupakan hasil kreasinya.

Permainan memikat Diego membuat salah satu klub besar di Serie-A tertarik untuk memboyongnya dan dengan mahar senilai 24,5 juta euro dia pun resmi berlabuh di kota Turin. Beban berat sudah siap dilemparkan kepada Diego karena klub yang baru promosi di musim 2007-2008 ini baru saja ditinggalkan Pavel Nedved yang memutuskan untuk pensiun dan Diego diharapkan menjadi penerusnya. Diego yang mengenakan nomor punggung 10 pun bersiap memulai petualangan di Serie-A dan bermain di klub legendaris yang baru saja dicabut gelar scudettonya akibat skandal calciopoli yang menghebohkan itu.

Ciro Ferrara, pelatih Juventus pada saat itu menempatkan Diego di formasi 4-3-1-2 tepat di belakang dua striker baik itu Del Piero, Trezeguet, Amauri, ataupun Laquinta. Tapi hasil yang didapat Juventus bisa dibilang sangat buruk, sehingga akhirnya Ferrara dipecat dan digantikan oleh Zaccheroni pada Januari 2010 namun tetap tak berhasil menyelamatkan Juventus dan tim peraih scudetto sebanyak 31 (ehhh 29) harus puas finish di peringkat ke tujuh. Diego pun dianggap gagal menjadi penerus Pavel Nedved dan Juventus langsung menjualnya seharga 15,5 juta euro ke VFL Wolfsburg. Diego gagal unjuk gigi di Serie-A karena hanya mendapatkan kesempatan semusim dan tak pernah mendapatkan kesempatan keduanya.

Kembali ke Liga yang telah membesarkan namanya ternyata tak membuat Diego bisa sukses seperti di Bremen, musim kelam dilalui oleh Wolfsburg dan mereka hanya finish di tempat ke 15 setelah ditinggal Edin Dzeko pada paruh musim. Pada awal musim 2011-2012 Felix Magath bahkan mengatakan bahwa Diego tidak memiliki masa depan jika dia tetap di Wolfsburg dan akhirnya pemain yang pernah satu tim bersama dengan Robinho, Alex, dan Elano ini dipinjamkan ke Atletico semusim penuh.

Bersama Atletico Madrid Diego berhasil menebus kegagalannya di tahun 2009 bersama Werder Bremen, dia merasakan gelar juara Liga Eropa setelah di final Atletico berhasil mengalahkan Athletic Bilbao 3-0 dan Diego mencetak gol ketiga. Meskipun terbilang sukses, Diego tak kunjung dipermanenkan oleh Atletico Madrid dan akhirnya pada musim 2012-2013 dia kembali ke Wolfsburg.

Di Wolfsburg Diego masih menunjukkan kalau dia belum habis dan setidaknya dia berhasil membawa rekan rekannya menaklukkan Dortmund 2-3 di Iduna Park. Dan jika Diego mau mencoba atmosfer EPL saya rasa Liverpool adalah tempat yang tepat (asalkan harga tidak mahal dan gajinya lebih murah dari Gerrard). Selain karena Liverpool yang sekarang (mumpung masih) nomor 3 di klasemen ditambah dengan adanya sejumlah pemain latin di sana saya rasa adaptasinya tidak akan berlangsung lama. NGAREEEP MEN !!!
Go Diego Go !!!

Wednesday, November 6, 2013

Letupan Kecil Dari Kota Verona

Verona, apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata ini disebutkan? Sebagai orang yang masih hijau dalam sepakbola maka yang terlintas di pikiran saya tentu saja Chievo Verona, salah satu tim yang beberapa musim lalu sempat berkompetisi di Serie-A dan Sergio Pellisier adalah satu satunya pemain yang saya ingat dari tim tersebut. Atau mungkin bagi penikmat roman tentu tidak asing dengan Romeo and Juliet yang ceritanya bertempat di kota Verona. Sampai akhirnya ketika melihat klasemen Serie-A musim ini beberapa hari yang lalu ada satu nama yang menarik perhatian saya, ada sebuah tim yang berhasil duduk manis di peringkat ke 5 tepat diapit Inter dan Fiorentina, nama tim tersebut adalah Hellas Verona.

Hellas Verona baru saja promosi musim ini setelah 11 tahun tak pernah merasakan ketatnya "The Beauty of Serie-A". Pada pekan pertama mereka langsung menggemparkan Serie-A dengan menaklukkan tim penuh sejarah asal kota Milan dengan skor 2-1 setelah Luca Toni dua kali membobol gawang Abbiati di Stadio Marc'Antonio Bentegodi. Yaap, Verona berhasil mengalakan AC Milan, tim yang memenangi UCL (atau apapun itu nama sebelumya) sebanyak tujuh kali.

Hellas Verona bukanlah tim baru lahir seperti Swansea di Liga Inggris, setidaknya mereka dulu sempat merasakan bagaimana rasanya menjadi juara Serie-A pada musim 1984-1985 di mana kala itu Juventus memiliki sang Maestro Michael Platini dan Napoli baru saja mendatangkan Diego Maradona. Bukti bahwa setidaknya mereka dulu juga pernah bergigi di tanah Italia.

Hingga pekan ke 11 Hellas Verona telah memenangi 7 laga, seri sekali, serta kalah tiga kali, tentu bukanlah catatan yang buruk untuk tim baru saja promosi. Andrea Mandorlini berhasil menggabungkan talenta talenta muda dengan pemain veteran dan berpengalaman. Lihat bagaimana Juan Iturbe dan Jorginho Frello berhasil klop dengan Luca Toni, striker veteran yang kini sudah berumur 36 tahun namun masih mampu mencetak 5 gol dan 3 assist.

Anak asuh Mandorlini ini sudah bertemu 4 tim besar, yaitu AC Milan (meskipun kalau dilihat dari peringkatnya adalah medioker), AS Roma, Juventus, dan Inter. Dari ke empat tim tersebut hanya Milan yang kalah dari Verona sementara sisanya berhasil mengamankan poin penuh. Bertemu dengan 8 tim lainnya Verona selalu berhasil meraih angka penuh selain melawan Torino, sehingga total poin yang mereka kumpulkan sampai giornata 11 adalah 22.

Serie-A memang baru 11 pekan, namun Verona berhasil mencuri perhatian dengan talenta mudanya seperti Juan Iturbe yang dijuluki 'The New Messi" sehingga Barcelona dan Liverpool dikabarkan siap mengamankannya dari Verona, sementara Iturbe sendiri statusnya masih milik FC Porto, tim yang selalu menjual pemain bintangnya dengan harga selangit sejak era Mourinho.

Kiprah selanjutnya dari Hellas Verona ini tergantung dari kemampuan klub menjaga aset aset mudanya agar tidak terlalu cepat meninggalkan klub sehingga klub sempat mencari calon penggantinya. Jika mereka bisa konsisten terus menang melawan tim tim dibawah mereka maka peluang untuk bisa meramaikan persaingan di Eropa pun tetap terjaga.
Sungguh menyenangkan jika ternyata di tengah superiornya AS Roma ada tim lain yang berhasil mencuri perhatian dengan letupan kecilnya dan letupan itu berasal dari kota Romeo and Juliet.
The Beauty of Serie-A will you be beauty again?

Tuesday, November 5, 2013

All Hail Pochettino

Southampton FC menggebrak EPL pada awal musim ini, tim asal kota pelabuhan ini bahkan sempat menduduki peringkat 4 di klasemen EPL atau istilah kerennya masuk BIG FOUR. Anak asuh Mauricio Pochettino bahkan sempat mengalahkan salah satu "tim papan atas" (baca : Liverpool) di Anfield lewat gol tunggal Dejan Lovren dan berhasil menahan tim papan tengah (baca : Manchester United) di Theater of Dreams 1-1 dan lagi lagi pencetak golnya adalah Dejan Lovren (meskipun akhirnya dihitung sebagai gol Lallana menurut whoscored). Southampton telah menebar ancaman bahwa target mereka sekarang bukan hanya sekedar bertahan di EPL, mereka juga ingin bermain di Eropa sama seperti tim asal Merseyside yang sekarang nangkring di peringkat ke 3.

Perubahan di kubu Soton (biar nulisnya lebih singkat) bermula sejak mereka kedatangan pelatih asal Argentina (Pochettino) yang sebelumnya melatih Espanyol, Pochettino ditunjuk untuk menggantikan Nigel Adkins yang sukses membawa Soton promosi namun tak kunjung membuat mereka berada di zona aman. Owner Southampton memutuskan untuk mengganti Adkins pada bulan Januari 2013 setelah mereka masih tertatih di peringkat 15. Penunjukkan Pochettino terbilang sukses karena Soton sempat menembus peringkat 11, meskipun pada akhirnya finish di peringkat 14.

Soton mendatangkan tiga nama besar di bursa transfer musim panas, mereka adalah Dejan Lovren, Victor Wanyama, dan Dani Osvaldo. Keberanian Owner Soton untuk mengeluarkan budget untuk tiga pemain tersebut cukup mengejutkan karena ketiganya termasuk pemain pemain andalan di klubnya masing masing. Dejan Lovren mengisi pos belakang bersama dengan Jose Fonte, Victor Wanyama menemani Schneiderlin sebagai pivot, sementara Osvaldo bahu membahu bersama Ricky Lambert, Jay Rodriguez, dan Adam Lallana untuk menerror pertahanan lawan.

Pochettino memakai 4-2-3-1 pada musim ini dengan backfournya Lovren, Fonte, Shaw, dan Clyne dan hasilnya mereka baru kebobolan 4 kali dan merupakan pertahanan terbaik di EPL musim ini. Untuk melindungi backfournya Pochettino memasang duet Schneiderlin dan Wanyama, tekling keduanya berhasil membuat gelandang lawan kesulitan untuk menyerang ke gawang dan sekedar info Soton adalah tim ketiga di EPL yang paling jarang di serang setelah Manchester City dan Tottenham Hotspurs.
Dan untuk kuartet depannya mereka adalah Lallana, Lambert, Rodriguez, dan Osvaldo. Kuartet ini telah mencetak 9 gol dari total 11 (dua gol lainnya dicetak oleh Fonte dan Lovren), menunjukkan betapa menjanjikannya lini serang Soton jika bisa konsisten hingga akhir musim :)
Ricky Lambert yang musim 2012/2013 mencetak 15 gol pun akhirnya dipanggil oleh Roy Hodgson untuk membela timnas Inggris pada kualifikasi Piala Dunia melawan Moldova setelah pada laga persahabatan melawan Skotlandia menjadi penentu kemenangan.

Meskipun pelatihnya orang Argentina, Soton termasuk paling banyak menggunakan pemain asli Inggris seperti Luke Shaw, Lambert, Clyne, Lallana, Rodriguez, James Ward, Steven Davis, dan Calum Chambers. Dan Adam Lallana yang ditunjuk sebagai kapten sudah join di akademi Soton sejak berumur 12 tahun, Soton percaya dan berani menggunakan produk asli mereka.

Meskipun terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai kekuatan dan peluang Soton untuk menembus Eropa namun setidaknya peforma mereka di awal musim ini sudah menunjukkan bahwa pergerakan mereka di bursa transfer musim panas sudah memberikan dampak yang cukup memuaskan dan yang paling penting tentu saja mereka telah menunjukkan peningkatan dari musim lalu.
All hail Pochettino

Tuesday, October 29, 2013

Gerrard is a Top Top Top Top Top Top Top Top Top Player

Beberapa saat yang lalu, linimasa saya dipenuhi oleh kutipan kutipan dari buku biografi milik pelatih "legendaris" di EPL, Sir Alex Ferguson. Pelatih yang sepanjang karirnya melatih Manchester United telah meraih puluhan trofi dan berhasil melewati rekor jumlah juara liga terbanyak tim asal Merseyside. Entah kenapa dia begitu "terobsesi" dengan Liverpool sehingga begitu sudah pensiun pun dia masih terus "nyinyir" lewat peluncuran buku Biografinya.

Begitu banyak kutipan dari buku Sir Alex yang membahas tentang Liverpool, namun saya belum pernah membacanya langsung jadi mungkin saya tidak akan mengomentari isinya. Hanya satu hal yang akhirnya menarik perhatian saya di mana dia ada membahas mengenai Steven Gerrard, "katanya" ada bagian yang menyebutkan bahwa "Gerrard is not a top top player".

Entah apa yang di pikiran orang tua tersebut sehingga dia bisa berkata demikian, apa bukunya kekurangan halaman tentang Manchester United sehingga dia harus menyempatkan diri untuk nyinyir Kapten kesayangan publik Merseyside merah tersebut.
Bukanlah lebih baik jika dia membahas Anderson yang merupakan gelandang serang terbaik sejagat raya atau Luis Cristiano Nani yang tak kunjung mendapatkan nomor punggung 7 idamannya di Old Trafford.

Gerrard is not a top top player, jika di nilai dari trofi EPL mungkin hal tersebut memang benar adanya. Tapi bukankah Maldini dan Messi juga tidak pernah merasakan gelar EPL? Baiklah ini garing, cuma sekedar main main :)
Saya menjadi curiga jangan jangan Ferguson adalah salah satu owner dari online shop yang menjual berbagai macam kaos United (saya cuma kebetulan buka, ga sempat belanja :*)
Saya pernah melihat ada salah satu design kaos yang menurut saya super genius, melewati Albert Einstein mungkin. Jadi ada satu kaos yang printnya berisi foto Gerrard sedang mencium kamera ketika menang 4-1 di OT dan yang satunya foto Ryan Giggs sedang mencium trofi BPL, kemudian di bawahnya ada tulisan "SPOT THE DIFFERENCE". Sungguh designnya seperti kaos kaos kampanye caleg ataupun pilkada, salah satu contoh orang yang kebanyakan nyinyir namun isi otaknya hanya setara dengan tim sukses caleg ataupun bupati. FUCKING GENIUS !!!

Setiap orang mempunyai standar tersendiri dalam menilai semua hal dan itulah salah satu alasan kenapa ada teori relativitas (jirrrr udah main teori men :))
Percuma trofi EPLnya banyak kalau ternyata bawa timnas ke Piala Dunia saja tidak pernah, masuk nominasi pemain terbaik juga tidak pernah :) (ini kok jadi saya yang nyinyir yah)

Gerrard telah mengajarkan banyak hal mulai dari *ehem* kesetiaan, meskipun mendapatkan tawaran yang lebih baik dari tim lain toh akhirnya dia tetap memilih bersama Liverpool dan memutuskan untuk meraih mimpi bersama klub yang telah membesarkan namanya.

Gerrard adalah "tukang pikul" tim, dia mampu memikul beban yang begitu berat disaat skuad Liverpool berisi pemain yang tergolong "biasa" saja jika dibandingkan dengan era 80'an. Lihat bagaimana perjuangannya ketika laga melawan Olympiakos, meskipun golnya dianulir dia tidak pernah menyerah dan terua berusaha untuk mencetak gol.

Atau bagaimana reaksinya setelah mencetak gol pertama untuk Liverpool ketika ketinggalan tiga gol dari Ac Milan di Istanbul, dia memotivasi rekan rekannya. Ekspresi mukanya serta gestur tubuhnya berhasil membawa perubahan bagi Liverpool dan keajaiban yang seperti di film film Bollywood menjadi kenyataan.

Jika dia bukan "top player" mungkin tidak akan ada gol spektakuler seperti melawan Olympiakos ataupun seperti di Final FA melawan West Ham. Jika Carrick adalah world class player seperti yang dikatakan oleh sejumlah orang, tolong carikan gol screamer terbaiknya untuk saya.

Gerrard is not a top top player, but he is a top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top top player.
SEKIAN

Sunday, October 20, 2013

Untitled (Gerrard)

Tak bisa dipungkiri waktu memang berlalu dengan sangat cepat, bahkan mungkin bagi sebagian dari kita ada yang menganggapnya 'sangat' cepat, apalagi bagi mereka yang punya kenangan manis di masa lalunya :).
Demikian juga dengan kapten Liverpool saat ini, Steven Gerrard sudah memasuki masa akhir dari karirnya sebagai pesepakbola professional. Saya yang menyaksikan aksinya sejak musim 2003/2004 kadang seperti bermimpi melihat Gerrard bermain sebagai gelandang bertahan seperti saat sekarang, hati kecil ini berkata "itu bukan Gerrard yang aku kenal, Gerrard yang aku kenal mainnya ga disitu" (yaelah bro, macam pernah kenalan saja). Ya beginilah resiko jadi mahasiswa semester akhir, lupa kalau waktu sudah berlalu dengan cepatnya (ehh maap, salah tempat curhat).

Steven Gerrard pernah bermain di posisi bek kanan, gelandang tengah, gelandang kanan, gelandang serang, second striker, sampai akhirnya sekarang menjadi gelandang bertahan seperti Xabi Alonso yang bertugas mengatur ritme permainan tim. Tidak ada lagi akselerasi dari lapangan tengah menuju kotak penalti seperti era 2006-2009, shot shot yang "ferocious speed" pun hanya sesekali dikeluarkannya (itupun permusimnya bisa dihitung dengan jari #semogatidaksalahhitung). Kini seluruh powernya sudah difokuskan untuk 'hollywood pass', passing diagonal yang membelah lapangan yang mana saya mengira kalau bolanya out namun ternyata jatuh tepat ke kaki Enrique, Glenjo, Downing, bahkan Andre Wisdom.

Usia Gerrard sekarang sudah 33 tahun, sedangkan ketika mengangkat trofi Liga Champions di Istanbul dia belum genap berumur 25 tahun. 8 tahun sudah berlalu dan saya masih berharap Gerrard masih bisa membela Liverpool setidaknya 5 tahun lagi, walaupun banyak yang mengatakan bahwa 2 tahun ini adalah 2 tahun terakhirnya :(
Mungkin ada yang berharap Gerrard mengikuti jejak Ryan Giggs yang terus merumput hingga saat ini dan terlihat seperti lupa dengan umurnya, namun ada juga yang berharap Gerrard untuk cepat pensiun karena dianggap merusak permainan Liverpool karena kemampuannya tidak sesuai dengan sepakbola modern. Hal tersebut merupakan hak masing masing dari setiap orang yang punya pendapat, apalagi setelah era Reformasi kebebasan mengeluarkan pendapat di Indonesia tidak lagi "terlalu dikekang" seperti era Orde Baru.

Hingga pekan ke 8 Gerrard selalu bermain 90 menit di ajang EPL, dia berjuang membimbing "adik-adik"nya (termasuk adik kesayangannya yang entah kenapa punya hobby menggigit) sendirian setelah Carragher memutuskan untuk pensiun di akhir musim lalu. Kini dialah satu satunya pemain asli Merseyside di Liverpool yang sudah paham betul dengan apa itu "Liverpool Way", sementara itu pemain muda seperti Kelly, Flanagan, Coady, dan Robinson masih dianggap terlalu muda untuk bisa mempresentasikan "Liverpool Way".

Ketika menghadapi Newcastle, Gerrard mencetak gol lewat penalti sekaligus merupakan gol ke-100 nya di ajang Liga Inggris. Kini total dia sudah mengoleksi 161 gol bagi Liverpool di semua ajang, tentu saja catatan luar biasa untuk seorang gelandang. Meskipun mencetak gol lewat penalti, tapi toh itu tetap saja gol dan kini dia ada di urutan ke tujuh sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Liverpool di semua ajang.

Jika kelak nanti Gerrard pensiun, maka saya pasti mempunyai banyak "cerita" mengenai dirinya yang bisa diceritakan kepada anak saya (yaelah mblo, pacar aja gapunya).
Mungkin saya bukanlah Gerrardicted seperti teman teman lainnya, namun Gerrard sudah menginspirasi saya bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ekspresinya ketika mencetak gol pertama di final UCL tahun 2005 adalah bukti bahwa dia memiliki sesuatu yang bisa membangkitkan semangat orang lain meskipun dalam keadaan yang sudah sangat sulit sekalipun.

Meskipun tidak ada berfoto dengannya, namun menyaksikannya bermain secara langsung adalah kebanggaan tersendiri bagi saya. Beberapa tahun kelak ketika ada yang memutar video gol gol spektakuler Gerrard, maka saya berhak untuk berbicara "saya pernah bertemu dan menyaksikannya bermain secara langsung".

Monday, October 14, 2013

Ada Apa Dengan Liverpool?

Ada apa dengan Liverpool? Tim asal kota pelabuhan Merseyside yang saya kenal sejak jaman admin akun twitter @themichaelowen tengah jago jagonya ini sekarang mendadak menduduki peringkat ke dua di klasemen sementara Liga Inggris. Suatu momen yang sangat langka barangkali, apalagi semenjak Liverpool ditinggalkan oleh Senor Rafael Benitez. Apapun alasannya, yang jelas Liverpool sekarang berada di tempat kedua di klasemen di bawah Arsenal yang produktivitas golnya lebih baik meskipun poinnya sama.

Liverpool memenangi 3 laga awal (meskipun dengan skor masing masing 1-0, but who cares?) yang semua golnya dicetak oleh Sturridge termasuk gol ketika mengalahkan sang juara bertahan 1-0 di Anfiled. Sempat tertahan imbang 2-2 di kandang Swansea sebelum akhirnya secara mengejutkan kalah dari 0-1 dari Southampton di Anfield setelah Dejan Lovren berhasil membobol gawang Mignolet melalui skema sepak pojok (padahal waktu itu Liverpool bermain dengan 4 bek tengah).

Pasca kekalahan dari Soton Liverpool bereaksi cepat dengan menaklukkan Sunderland 3-1 di Stadium of Lights, laga yang menjadi comeback Luis "Bite" Suarez sekaligus langsung mencetak dua gol sebagai wujud sykurnya atas kelahiran anaknya yang kedua. Debut yang luar biasa bagi strike partnership yang disebut sebut sebagai yang terbaik di EPL sehingga dijuluki SAS (Suarez and Sturridge), meskipun sebenarnya saya lebih suka SMS (Suarez Moses Sturridge). Menjamu Crystal Palace Suarez berhasil mencetak gol yang tipikal gol "working class", meskipun hampir terjatuh dia tetap sukses menendang bola ke dalam gawang. Sturridge pun tidak mau kalah, dia berhasil membuat bek Crystal Palace tak ubahnya anak kecil sebelum menembak bola ke tiang jauh. Untuk gol ketiga apa harus dibahas juga? Sudahla, silakan cari sendiri di Youtube.

Jadi dari 7 laga EPL, Liverpool berhasil menang 5 kali serta seri dan kalah masing masing 1 kali. Bukanlah catatan yang buruk untuk tim yang musim lalu finish di peringkat 7, meskipun ini baru pekan ke 7 sehingga masih terlalu dini untuk berharap banyak kepada tim ini. Namun toh tidak ada larangan bagi kita untuk berharap meskipun jika ternyata kemudian harapan tersebut hanyalah "harapan palsu" (oke, ini bukan curhat).

Di dua laga terakhir Liverpool, Brendan Rodgers menggunakan formasi 3-4-1-2 dengan memasang tiga bek tengah (Toure, Skrtel, dan Sakho). Formasi ini memang terbukti efektif untuk mencegah lawan masuk ke dalam kotak penalti namun tetap tidak bisa mencegah long shots karena ruang tengah yang tercipta cukup luas sehingga kemudian lahirlah gol Giacherini yang sukses memanfaatkan rebound dari tembakan pemain Asia yang saya tidak tahu namanya.

Formasi ini dinilai sangat sangat menjanjikan, namun banyak orang yang mengatakan bahwa formasi ini akan menjadi sangat tangguh jika pengisi dua gelandang tengahnya adalah Henderson dan Allen, bukan Gerrard dan Lucas. Saya tidak ingin membahas hal ini, namun jika anda penasaran bagaimana dengan permainan Henderson ketika mengisi slot CMF di pertandingan melawan Palace silakan anda cari video Henderson vs Palace, mungkin itu sudah cukup sebagai jawaban yang paling sederhana.

3-4-1-2 berhasil mengakomodir dua striker terbaik Liverpool dan berhasil melepaskan ketergantungan kreativitas terhadap Coutinho, buktinya Liverpool berhasil menang meskipun tanpa COutinho dan Glenjo. Namun formasi ini belum bertemu dengan tim tim yang gelandang tengahnya super eksplosif macam Tottenham, Arsenal, atau Chelsea. Apakah dua gelandang tengah Liverpool akan mampu beradu cepat dengan Eriksen, Sigurdsson, Townsend, dan gelandang gelandang lainnya. Inilah yang patut kita nantikan, karena pertandingan pertandingan ketat akan di mulai dari bulan November sampai Januari. Berdoalah semoga tidak ada pemain yang cedera sehingga ketika memasuki musim dingin Liverpool masih tidak terlalu jauh dari puncak atau malah kalau bisa di puncak :)

Henderson for Centre Midfielder?

Jordan Henderson mengawali musim ini dengan selalu menjadi starting line up dan selalu bermain full selama 90 menit di 7 laga awal Liga Premier Inggris. 5 laga awal EPL Hendo di tempatkan Rodgers di posisi AMR (Attacking Midfielder Right) pada formasi 4-2-3-1 (menurut Whoscored.com) dan bermain lumayan baik meskipun belum menghasilkan gol ataupun assist hingga saat ini. Kemudian ketika Liverpool menaklukkan Sunderland 3-1 di Stadium of Light, Hendo ditempatkan sebagai Wingback kanan menyesuaikan formasi 3-4-1-2.

Meskipun dipasang bukan pada posisi terbaiknya Hendo tetap menampilkan kemampuan terbaiknya, didukung dengan stamina yang prima dia tak pernah lelah mengcover sisi kanan ketika Glenjo Overlaping atau menutup celah yang ditinggalkan Wisdom yang kebingungan seperti ketika pertandingan melawan Swansea. Rataan keypass Hendo adalah yang ke empat terbaik setelah Gerrard, Suarez, dan Coutinho menandakan bahwasanya dia cukup sering menghasilkan peluang bagi rekan rekannya.

4 gol ke gawang Liverpool ketika Hendo masih menempati pos di sebelah kanan tidak ada yang ada yang berawal dari sektornya. Gol Lovren berawal dari corner, dua gol Swansea di karenakan buruknya koordinasi tengah, sedangkan gol Giacherini adalah bola rebound karena Mignolet gagal mengamankan bola dengan sempurna. "Menurut saya" Hendo bermain baik di sektor kanan, meskipun belum berhadapan dengan winger winger eksplosif dari tim papan atas seperti Spurs, Chelsea, City, ataupun Arsenal. Tapi setidaknya dia sudah membantu Liverpool untuk berada di peringkat dua klasemen sementara EPL :)

Sampai kemudian Lucas Leiva terpaksa harus absen di Game Week 7 karena terkena akumulasi kartu kuning dan Rodgers tidak punya pilihan yang mumpuni untuk slot pendamping Gerrard karena Allen sedang mengalami cedera. Hendo pun akhirnya menempati slot Lucas sebagai pendamping sang Kapten di lini tengah dan yang terjadi adalah luar biasa. Hendo memperoleh rating tertinggi di musim ini sebagai seorang CMF (via whoscored), hanya Suarez dan Sturridge yang ratingnya lebih baik dari Hendo pada pertandingan melawan Crystal Palace.

Hendo bermain luar biasa baik ketika melawan Palace, dia berhasil mengcover seluruh lapangan tengah dan melindungi 3 bek tengah sekaligus membantu ketika Sterling menjadi korban bully di sektor kanan. Hendo tercatat melakukan 7 kali tekel (5 diantaranya sukses), 2 intersep, serta 4 clearance, sudah cukup menunjukkan bahwa dia telah berkontribusi dalam membantu pertahanan Liverpool terlepas dari gol balasan lawan lewat set piece.

Saya tidak terlalu mengerti mengenai statistik dan chalkboard, namun silakan diartikan sendiri sendiri.

Diatas adalah heatmap dari Hendo yang kemudian memunculkan tagar #RunHendoRun

Bgeiulah kira kira passing Hendo, silakan anda nilai sendiri

Kita tidak dapat menebak isi kepala Rodgers, apakah Hendo merupakan salah satu proyek jangka panjangnya sebagai gelandang tengah yang kemudian akan berduet dengan Joe Allen atau bukan. Yang jelas Hendo telah mengisi 3 role pada musim ini dan role terbaik tampaknya adalah sebagai CMF.
So Hendo for Centre Midfielder?

Sunday, September 8, 2013

Tiga Transfer Terakhir Liverpool FC

Bursa Transfer musim panas telah resmi ditutup tanggal 2 September lalu dan Liverpool resmi mendapatkan 3 tambahan pemain baru di 'deadline' day (meskipun katanya sebenarnya udah di dapatkan jauh jauh hari sebelum deadline day), punggawa baru tersebut adalah Mamadou Sakho, Tiago Ilori, dan Victor Moses (pinjaman). Dengan tambahan pemain baru tersebut diharapkan 'squad depth' yang selama ini selalu menjadi masalah dapat terpecahkan dan Liverpool menjadi 'lebih siap' mengarungi musim baru ini. Ketiga pemain ini sudah berada di Anfield ketika pertandingan melawan Manchester United yang di mana skor akhirnya adalah 1-0 untuk kemenangan Liverpool (aih sedap), kemenangan yang akhirnya mengantarkan Liverpool ke puncak klasemen EPL untuk sementara (wissss makin ciamik).

Mari kita bahas para pemain baru ini dimulai dari Mamadou Sakho, pemain yang didatangkan Liverpool dari Juara Ligue 1 seharga 15 juta pound (menurut lfchistory). Sakho merupakan pemain asli binaan Paris Saint Germain, dia berada di tim junior PSG sejak berumur 12 tahun. Uniknya, posisi natural dari Mamadou Sakho adalah seorang striker namun karena akademi PSG mempunyai sedikit defender akhirnya dia dipindahkan posisi sebagai pemain bertahan. Sakho kehilangan ayahnya pada umur 14 tahun dan sempat membuatnya nyaris meninggalkan sepakbola sebelum akhirnya dia memutuskan untuk kembali melanjutkan karir juniornya di kota Fashion tersebut.

Sakho berhasil menembus tim inti PSG pada musim 2007/2008 ketika baru berusia 17 tahun dan langsung berduet dengan bek asal kolombia yang pernah membela Milan, Mario Yepes. PSG ketika itu masih belum kaya raya seperti sekarang, sehingga Sakho pun bisa dengan mudah menembus skuad utama dengan kemampuannya saat itu. Di musim pertamanya bersama PSG timnya hanya berhasil menduduki peringkat 16 namun 'bermain di Eropa' karena menjuarai Piala Prancis. Selanjutnya Sakho selalu menjadi andalan di lini belakang PSG sampai musim 2010/2011 sampai akhirnya PSG berubah menjadi klub kaya raya dan mendatangkan seluruh talenta terbaik dari penjuru dunia untuk menjadi yang terbaik di tanah Prancis. Kedatangan Thiago Silva pada awal musim 2012/2013 membuat posisi Sakho mulai tergeser karena Ancelotti lebih suka memasang duet Alex-Silva dan posisi pemain asli Paris akhirnya menjadi benar benar tidak aman setelah PSG secara mengejutkan menebus bocah berumur 19 tahun dari AS Roma seharga 35 juta Euro, bocah tersebut bernama Marquinhos dan James Palotta boleh tersenyum sumringah karena dia hanya mengeluarkan belasan juta untuk penggantinya (Benatia).

Thursday, September 5, 2013

Kembalinya Martin Skrtel

Apa kabar Martin Skrtel? Pemain yang mendapatkan predikat sebagai pemain terbaik Liverpool di musim 2011/2012 itu telah menghilang sejak kekalahan 2-3 dari Oldham di Piala FA. Sempat gencar di isukan akan menyusul Senor ke Napoli namun kenyataannya sampai bursa transfer ditutup dia masih tetap menjadi pemain Liverpool. Skrtel pun masuk ke dalam skuad yang mengikuti Asia Tour dan bahkan sempat hampir 'ribut' dengan Igbonefo, satu satunya momen yang menyadarkan saya bahwa ternyata dia 'masih' merupakan pemain Liverpool.

Di dua laga awal EPL, Skrtel hanya bisa menyaksikan rekannya bermain dari bangku cadangan tanpa bisa bisa merayakan selebrasi goal Sturridge ke dalam lapangan. Pengalaman dan kematangan seorang bek mantan personil "The Unbeaten" Arsenal musim 2003/2004 membuatnya harus menjadi benchwarmer 'lagi' setelah di penghujung musim mengalah kepada Carragher yang memutuskan untuk pensiun. Bahkan di laga Capital One Cup antara Liverpool vs Notts County Skrtel kembali belum mendapatkan kesempatan untuk 'merumput' dengan alasan masih cedera (katanya). Agger pun harus pontang panting ketika Kolo Toure cedera meskipun akhirnya Liverpool menang 4-2 lewat babak perpanjangan waktu.

Monday, September 2, 2013

Catatan Gameweek 3

Saya sebenarnya hampir tidak percaya bisa membuat 3 catatan berturut turut yang isinya kemenangan semua, sesuatu yang sangat langka di era setelah ditinggal sang senor pada akhir musim 2009/2010. GOD (baca : Fowler) memang selalu menyertai Liverpool, namun kali dia membawa Dewi Fortuna turut serta sehingga akhirnya Liverpool secara mengejutkan bisa menjadi pemuncak klasemen sementara EPL dengan 9 poin. GOD mengutus Mignolet sepagai perpanjangan tangannya untuk menyelamatkan gawang Liverpool dari kebobolan serta memasukkan sedikit DNA John Barnes ke dalam pemain bernomor punggung 15 yang memiliki nama Daniel Sturridge.

1. Hadiah Spesial Untuk Shankly
Perayaan 100 tahun Bill Shankly Liverpool kali ini benar benar sempurna, menang atas musuh bebuyutan serta memuncaki klasemen sementara. Shankly tersenyum di surga setelah melihat mosaic dirinya di tribun penonton yang kemudian ditambah dengan kejadian Gerrard memaki Van Persie "you're fuckin prick" dan atmosfer Anfield yang musim lalu telah menghilang kini kembali bergemuruh. This is Anfield !!!

2. Sturridge just can't stop scoring
Terimakasih kepada Rafael Benitez yang telah mengizinkan Daniel Sturridge bergabung ke Liverpool dengan banderol 12 juta pound, dia kini menjadi top skor bersama Oliver Giroud dan Christian Benteke. Sturridge kembali membobol gawang De Gea setelah sebelumnya juga sukses melakukannya pada awal tahun kemarin meskipun pada akhirnya Liverpool takluk. Meneruskan sundulan Daniel Agger, bola berhasil berbelok arah mengecoh Vidic dan menjadi satu satunya gol yang tercipta malam itu. Meskipun sebenarnya ada yang kurang dari gol tersebut, Sturridge tidak melakukan selebrasi tarian jaipong andalannya karena sudah keburu dikerumuni rekan rekan yang lain (terutama Skrtel)

Friday, August 30, 2013

Menanti 'Marquee Signing' Liverpool FC

Selama bursa transfer musim panas ini Liverpool telah resmi mendatangkan 5 pemain tambahan, mereka adalah Kolo Toure, Simon Mignolet, Luis Alberto, Iago Aspas, dan yang terakhir adalah Aly Cissokho. Meskipun ada sejumlah rumor yang mengatakan bahwa Ilori dan Sakho 'katanya' akan segera cek medis di Melwood, bahkan Ilori diantar oleh ayahnya sendiri. Bergabungnya 5 pemain baru ternyata masih belum cukup karena Liverpool belum ada mendatangkan 'Marquee Signing'. Saya sendiri tidak mengerti apa itu pengertian Marquee signing yang sebenarnya, pokoknya yang pernah saya dengar adalah 'membeli pemain kualitas bagus dengan harga yang mahal atau sepadan'.

Dari 5 armada baru yang datang tidak ada pemain yang berharga lebih dari 11 juta pound, Kolo Toure dapat secara gratis dari Manchester City yang konon lebih senang memainkan Lescott dan Javi Garcia. Sementara Aly Cissokho dipinjam dari Valencia semusim dengan opsi permanen di akhir musim, namun apadaya ketika bermain di Piala Liga dia cedera dan harus menepi sekitar 6 pekan. Masalah? Iya masalah banget buat Liverpool, itu belum ditambah lagi dengan rumor cedera ringan Kolo Toure dan Joe Allen. Wajar jika Rodgers menginginkan sejumlah rekrutan baru demi kedalaman skuad meskipun toh Liverpool tidak bermain di Eropa musim ini.

Dengan gagal mendapatkan 'marquee signing' berarti Liverpool kalah telak dari Spurs yang terus menerus belanja setelah dikabarkan 'sudah' menjual Gareth Bale ke Real Madrid seharga 93 juta pound. Sangat wajar jika Liverpool envy dengan pergerakan Spurs di bursa transfer kali ini, terlebih lagi katanya mereka sudah deal dengan Ajax perihal transfer Christian Eriksen, pemain yang telah menjadi perbincangan 'penyuka' Liverpool sejak Januari namun tak kunjung datang. Janganlah sesekali melihat kedalaman skuad Spurs jika tidak ingin kecewa, skuad mereka konon katanya lebih dalam dari Samudra Pasifik (tapi tetap tak sedalam cinta Agger kepada Liverpool).

Wednesday, August 28, 2013

Catatan Game Week 2

Liverpool menang lagi dan untuk mereka yang belum terbiasa sebaiknya latihan saja dulu untuk menerima kemenangan demi kemenangan. Karena musim lalu teman saya selalu berkata 'jangankan menang, seri saja sulit', dan sekarang Liverpool telah mengawali musim ini dengan dua kemenangan sehingga menduduki peringkat ke dua, iya peringkat kedua dari atas atau istilah kerennya 'runner up'. Untuk merayakan kemenangan Liverpool ini saya akan memberikan sejumlah catatan ringan, seringan badan Abbey Clancy.

1. Romantisme dengan Villa Park berlanjut
Mungkin jika diperkenankan untuk memilih kandang di luar Anfield maka pilihan kedua saya akan jatuh ke Villa Park (pilihan pertama tentu saja Carrow Road, kandang Norwich City). Bagaimana tidak, dengan kemenangan Sabtu lalu berarti Liverpool telah menang empat kali dari lima pertemuan terakhir di Villa Park. Terus yang satu pertandingan hasilnya gimana? Iya iya, Liverpool kalah 0-1 pada Mei 2011 dan pencetak goalnya adalah Stewart 'Only One' Downing yang akhirnya dibeli musim panas kemudian seharga 20 juta pound.

Wednesday, August 21, 2013

Catatan Gameweek 1

EPL resmi dimulai minggu lalu, tepatnya di tanggal 17 Agustus 2013 di mana Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke 68. Berikut adalah sejumlah catatan menarik yang kebetulan terdeteksi oleh saya dan mohon sekiranya jangan terlalu dianggap serius, kalau mau serius ya lebih baik kita berdoa saja menurut agama masing masing. Karena ini bukanlah kolom jurnalis professional seperti di Mirror, Guardian, DailyMail, dan lain sebagainya.

Kemenangan perdana sejak lima musim
Akhirnya Liverpool berhasil menghapus kutukan tidak pernah menang pada pekan pembuka EPL sejak tahun 2009 setelah gol Sturridge gagal dibalas oleh Jonathan Walters. Empat tahun berturut turut Liverpool selalu gagal meraih poin pada pekan pertama EPL dan musim ini catatan buruk itu berakhir bersama senyum manis Simon Mignolet setelah keberhasilannya menggagalkan penalti Walters di penghujung laga. Awal yang baik semoga saja menjadi pertanda yang baik untuk Liverpool musim ini sehingga minimal musim depan kami juga bisa menyaksikan tim favorit kami bermain di pertengahan pekan entah itu malam rabu, malam kamis, ataupun malam jumat.

Terimakasih Mark Hughes
Mark Hughes memberikan hadiah manis bagi Liverpool di debutnya melatih Stoke City, dia gagal meneruskan jejak Tony Pullis yang sebelumnya selalu menyulitkan Liverpool di beberapa tahun belakangan. Sebagai catatan terakhir kali Liverpool mengalahkan Stoke City di Anfield pada ajang Liga Premier Inggris adalah pada tahun 2011, tepatnya tanggal 2 Februari 2011. Ketika itu Liverpool menaklukkan Stoke 2-0 lewat gol Raul Meireles dan Luis Suarez, laga yang merupakan debut Suarez berseragam Liverpool setelah masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke 63 menggantikan Aurelio. Dua pertemuan berikutnya di Anfield anak asuh Tony Pullis berhasil memaksakan Liverpool bermain imbang tanpa gol, sampai akhirnya Hughes datang untuk mengQPRkan Stoke agar bisa merasakan serunya menduduki peringkat pertama dari bawah seperti yang dilakukannya terhadap QPR musim lalu.

Monday, August 19, 2013

Pertama Sejak Lima Tahun

Pada tanggal 16 Agustus 2008 Liga Inggris musim 2008/2009 resmi dimulai, Liverpool yang semusim sebelumnya "hanya" menempati peringkat empat harus bertandang ke Stadium of Light, markas Sunderland. Pada laga pertama tersebut Liverpool berhasil menang 1-0 atas sang tuan rumah lewat gol tunggal yang dicetak oleh (ehem) Fernando Torres pada menit ke 83. Menggunakan jersey grey legendaris yang juga dipakai untuk membantai MU 4-1 di Old Trafford, Liverpool berhasil mengamankan tiga poin setelah tendangan mendatar superkeras dari luar kotak penalti si pirang bernomor 9 menghujam kepojok kanan gawang yang dijaga oleh  Craig (bukan Flash) Gordon.

Namun empat tahun berturut turut kemudian Liverpool tak pernah menang lagi di laga pembuka Liga Inggris, entah itu bermain di Anfield ataupun bertandang ke markas tim lain. Musim 2009/2010 Liverpool harus tertunduk setelah ditaklukkan Spurs 2-1 di White Hart Lane dan  musim berikutnya Liverpool tertahan 1-1 ketika menjamu Arsenal (tapi konon katanya Roy Hodgson sangat puas dengan hasil imbang tersebut). Setahun kemudian Liverpool yang dilatih oleh King Kenny tertahan oleh Sunderland meskipun sempat mencetak goal duluan lewat heading Suarez menyambut freekick Charlie Adam (gol tersebut adalah penebusan dosa setelah dia gagal mengeksekusi penalti sebelumnya). Tendangan voli yang sangat keren dari Sebastian Larsson di menit ke 57 adalah penyebab kegagalan Liverpool meraih tiga angka kala itu.

Setahun lalu, Liverpool yang baru saja berganti (lagi) pelatih dari King Kenny ke Brendan Rodgers harus pulang tertunduk dari markas WBA. Gerrard dan kawan kawan di hajar tiga gol tanpa balas oleh anak asuh Steve Clarke, assisten King Kenny musim sebelumnya tersebut berhasil membungkam ball possession game milik Rodgers (dan melakukannya lagi di pertemuan ke dua di Anfield). Tak ayal Phil Dowd pun menjadi sosok yang paling disorot setelah memberikan dua penalti untuk WBA dan kartu merah untuk Daniel Agger, padahal semusim sebelumnya dia memberikan penalty ketika Liverpool menahan imbang City 2-2 di semifinal Piala Liga.

Wednesday, August 14, 2013

Dua Tahun Pasca "Jokes" Kenny Dalglish

Pada tanggal 16 January 2011, King Kenny sempat membuat jokes yang selalu membuat saya tersenyum sendiri kalau mengingatnya. Ketika itu King Kenny yang baru saja menggantikan tugas Roy Hodgson (pelatih yang sukses membawa Liverpool bersaing di zona degradasi) mengeluarkan jokes bahwa permainan apik pemuda bernama Jay Spearing bisa membuat Steven Gerrard tidak bisa menembus lagi skuad utama di Liverpool! The next Steven Gerrard telah lahir!!! Benar saja, beberapa waktu kemudian Jay Spearing berhasil membuat bek Sunderland harus menjatuhkannya di kotak penalti (meskipun dalam tayangan ulang terlihat di luar) karena aksinya membahayakan gawang dan Dirk Kuyt yang menjadi algojo sukses mencetak gol dari titik putih. Bahkan bebeerapa pekan kemudian, konon katanya Jay Spearing terpilih menjadi MOTM ketika Liverpool menahan imbang Arsenal 1-1 lewat pertandingan 100 menit di Emirates Stadium. Seorang calon Legenda baru siap lahir dan mungkin nama Jay Spearing akan ada di dalam chants "the best midfielder in the world" beberapa waktu kemudian.

Tapi selang dua tahun kemudian pada tanggal 9 Agustus 2013 muncul foto Jay Spearing dengan Jersey Bolton Wanderes dan ternyata dia telah pindah secara permanen ke Reebok Stadium dan namanya tak akan pernah muncul di dalam chant "the best midfielder in the world". Pemain yang menurut King Kenny "bisa membuat Gerrard tidak akan bermain di tim inti Liverpool" kini akan mengarungi kerasnya kompetisi Championship bersama mantan rekannya, David Ngog.

Jay Spearing adalah anak lokal Merseyside seperti Steven Gerrard dan sudah berada di Akademi Liverpool sejak berumur 7 tahun. Dia adalah kapten dari tim U-18 Liverpool yang menjuarai FA Youth Cup tahun 2007 dan juga merupakan bagian dari tim reserve yang memenangi Premier Reserve League pada musim 2007/2008. Karir Juniornya sangat cemerlang dan dia merasakan debut bersama tim senior ketika Liverpool menang 3-1 atas PSV Eindhoven di ajang UCL Desember 2008, bahkan Spearing juga turut tampil ketika Liverpool menggasak Real Madrid 4-0 di babak 16 besar UCL. Debutnya di Anfield sangat manis, menjadi bagian dari skuad yang menghantam sang pemilik gelar UCL sebanyak 9 kali empat gol tanpa balas.

Liga Yang Katanya "Terbaik" Dunia Itu Akan Segera Dimulai

Tanggal 17 Agustus nanti, tepat di hari kemerdekaan Negara tercinta ini EPL akan kembali bergulir. Sejumlah peserta yang sampai sekarang masih sibuk mencari pemain baru untuk memperkuat skuadnya agar lebih kompetitif menyongsong musim baru. Setiap tim punya target masing masing, ada yang bertarung memperebutkan gelar, ada yang bertarung untuk empat besar seperti tim dari kota pelabuhan, ada yang targetnya tetap stay di EPL, dan bahkan ada juga tim yang targetnya "yang penting harus finish di atas tim tetangga". Dengan keberagaman tersebut EPL jelas memiliki daya tarik sendiri bagi para penikmat sepakbola dan sayangnya masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan sejumlah Big Match secara gratis di TV nasional.

Sang juara bertahan terlihat begitu percaya diri dengan skuad musim lalu sehingga mereka belum ada mendatangkan satupun pemain di bursa transfer kali ini. Untuk sementara mereka hanya memiliki dua wajah baru di bench, David Moyes dan Philip Neville sementara Wilfred Zaha pun sudah kembali dari masa peminjaman di klub lamanya. Pensiunnya pelatih legenda mereka membuat sejumlah target transfer menjadi ogah bermain di tim yang memiliki 20 titel liga tersebut. Lihatlah bagaimana Strootman lebih memilih As Roma dan tentu saja yang paling santer adalah Thiago Alcantara yang akhirnya memilih untuk bergabung dengan Pep Guardiola di Bayern Munchen. Cerita cerita PHP itu kembali berlanjut setelah katanya mereka sempat dikabarkan menawar Cesc Fabregas dan sampai sekarang belum ada kelanjutan kisahnya.

Tetangga berisik juara bertahan tampaknya tidak terima dengan hasil buruk mereka musim lalu sehingga memecat Mancini yang musim sebelumnya membawa mereka memenangkan EPL secara dramatis. Mereka memilih mendatangkan Pallegrini untuk menggantikan Mancio serta mendatangkan kembali sejumlah pemain anyar seperti Jovetic, Navas, dan Negredo untuk memperkuat tim mereka serta berharap bisa lolos dari putaran grup Liga Champions.

Monday, August 5, 2013

Standar Tinggi itu Berawal Dari Through Ball Coutinho

Philippe Coutinho, begitulah nama lengkap pemilik nomor 10 di Liverpool saat ini yang menggantikan 'Lionel' Joe Cole yang akhirnya pindah ke Westham setelah selalu berkutat dengan cedera, cedera, dan cedera. Coutinho didatangkan Liverpool dari Inter Milan seharga 8,5 juta pound, harga yang tentunya sangat bersahabat dan sesuai dengan kebijakan transfer Liverpool baru baru ini yang terlihat seperti kebijakan transfer Arsenal. Dengan harga yang tidak sampai 10 juta pound apalagi sampai 20 juta pound seperti mereka mereka yang datang semusim sebelumnya, publik pun tidak menaruh ekpektasi yang tinggi terhadapnya. Saya secara pribadi pun tidak terlalu tahu mengenai Coutinho selain dari sejumlah video kompilasinya di youtube selama masih berseragam Inter dan Espanyol. Di youtube terlihat Coutinho memang seperti anak anak samba lainnya yang memiliki kelebihan di dribbling, belum terlihat umpan umpan terobosnya.

Coutinho mencetak gol pertamanya ketika Liverpool menang 5-0 melawan "Swansea Reserve" pada 17 Februari 2013, penampilannya kala itu masih terlihat biasa saja meskipun berhasil mencetak satu gol. Sihir itu kemudian mulai muncul ketika Liverpool bertandang ke kandang Wigan pekan berikutnya. Coutinho berhasil membuat dua assist, assist pertama untuk Downing sedangkan assist kedua untuk Luis Suarez. Visinya untuk gol Suarez mulai menjadi perbincangan di dunia nyata dan dunia maya dan sejumlah teman saya yang fans Inter mulai ngomel ngomel kenapa Inter harus menjual Coutinho.

Friday, August 2, 2013

Pabrik Winger Itu Ternyata Ada di Southampton



Belakangan ini rumor transfer klub EPL semakin hot, mungkin lebih hot dari pose pose toplessnya Jennifer Kurniawan. Ada Luis Suarez, Wayne Rooney, dan tentu saja peraih Pemain Terbaik EPL musim lalu yaitu Gareth Bale. Gareth Bale diyakini akan pindah ke Real Madrid dengan banderol tidak kurang dari 85 juta pound, sekali lagi 85 juta pound. 85 juta pound bukanlah jumlah yang sedikit, jumlah tersebut merupakan gabungandari harga Torres dan Carroll.

Gareth Bale adalah salah satu winger paling komplit untuk saat ini, berawal dari bek kiri, sayap kiri, sampai bahkan menempati pos gelandang serang di belakang striker seperti musim 2012-2013. Pemain kelahiran 16 Juli 1989 itu merupakan salah satu jebolan terbaik akademi Southampton yang kemudian direkrut Tottenham pada bulan Mei 2007 seharga 5 juta pound ditambah 2 juta pound karena peformanya. Dibeli dengan total 7 juta pound dan jika memang bisa menjualnya seharga 85 juta pound tentu bukanlah bisnis yang buruk untuk Tottenham Hotspurs.

Akademi Southampton telah menghasilkan pemain pemain top mulai dari Jason Dodd, Matthew Le 'GOD' Tissier, Alan Shearer, sampai Wayne Bridge. Le Tissier pun kemudian menjadi legenda hidup Southampton karena menjadi 'One man club". Sementara Alan Shearer, salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Inggris meraih trofi EPL bersama Blackburn Rovers sebelum akhirnya menjadi Legenda di Newcastle United. Karir Wayne Bridge juga tidak bisa dibilang buruk, setidaknya dia ikut merasakan sukses bersama Chelsea meskipun yang membuatnya terkenal sebenarnya adalah kasus perselingkuhan John Terry dengan istrinya.

Thursday, August 1, 2013

Pembajak Ulung Target Transfer Liverpool

Klub mana yang paling menyebalkan selama bursa transfer dua tahun belakangan? Pasti semuanya menjawab Tottenham Hotspurs dan jika ada yang menjawab Borussia Dortmund itu artinya dia pasti admin dari akun Indo Mkhitaryan yang beberapa waktu lalu terlihat minta promote akun fanbase yang lebih senior. Dua tahun terakhir ini Liverpool terlihat seperti tim scouting untuk Spurs, kenapa? Karena setiap ada rumor Liverpool mengincar pemain tertentu maka Spurs akan ikut memberikan penawaran dengan menaikkan gaji atau menaikkan harga sedikit dan hasilnya tiga pemain sudah dibajak.

Kasus pertama adalah Sigurdsson, gelandang asal Swansea yang dipinjamkan ke Hoffenheim. Hanya karena Spurs menaikkan sedikit gaji Sigurdsson pun bergabung ke White Hart Lane dan pembajakan edisi pertama sukses. Barulah kemudian Sigurdsson mengeluarkan statement di media kalau keputusannya bergabung Spurs adalah keputusan yang tepat, dasar kompor mleduk.

Kasus berikutnya adalah kasus yang paling menyesakkan dada, kasus pembajakan Dempsey menjelang penutupan bursa transfer musim panas musim lalu. Dempsey sudah berkali kali dikatakan sedang test medis di Melwood lengkap dengan foto fotonya yang entah darimana asalnya dan ternyata dia malah bergabung ke Spurs dengan selisih harga yang tak sampai satu juta pound. Karena budget sudah digunakan untuk membeli Assaidi senilai 3 juta pound, Rodgers pun tidak bisa menebus harga yang sudah dipatok oleh Fulham dan Dempsey mendarat di London Utara pada injury time bursa transfer dan asa melihat pemain Amrik bermain di skuad inti pun pupus sudah.

Tuesday, July 30, 2013

Menanti Kiprah Mr Italiano di Musim Baru



Fabio Borini berhasil menghentak publik dengan langsung mencetak gol ketika melakoni debut di Anfield, sama seperti yang dilakukan oleh si pirang  asal Atletico Madrid. Selebrasi knife between teeth pun dikeluarkan pemilik nomor punggung 29 tersebut. Publik pun menaruh harapan yang tinggi kepadanya, walaupun gol itu hanya tercipta di babak penyisihan Liga Malam Jumat.

Tapi selebrasi knife between teeth tak kunjung muncul lagi, Borini gagal menambah jumlah golnya dan ditambah dengan cedera parah yang dialaminya ketika membela timnas Italia membuatnya absen dalam waktu yang cukup lama. Knife between teeth tak terlihat lagi di highlight ataupun MOTD yang ada hanyalah selebrasi mencium tatto di tangan milik pemain bernomor punggung tujuh yang rumor kepindahannya belakangan semakin memanas.

Baru comeback dari cedera parahnya di timnas Italia, Borini kembali mengalami cedera bahu yang memaksanya untuk kembali menunda selebrasi andalannya. Dan akhirnya pada laga menghadapi Newcastle selebrasi knife between teeth kembali muncul di acara Match of the Day. Gol Borini bersama Henderson, Sturridge, dan Agger berhasil menghancurkan tim wakil Ligue 1 serta membungkam bacot Indo Toon Army di twitter.

Surat dari Reina

Pepe Reina telah resmi putus hubungan dengan Liverpool FC setelah selalu bersama selama 8 tahun. Sungguh bukan waktu yang singkat, 4 tahun saja terasa sakit. Teman saya yang 6 tahun pun kesulitan untuk move on apalagi yang 8 tahun. Bisa anda bayangkan sendiri betapa banyaknya kenangan yang telah dilalui Reina bersama Liverpool, entah suka ataupun duka. 8 tahun tentu bukanlah waktu yang singkat dan melupakan kenangan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Siang kemarin, Reina menulis surat terbuka untuk seluruh pendukung Liverpool dan dipublish di website pribadinya. Terlihat lebih gentle memang daripada memutuskan hubungan lewat sms dan kemudian ganti nomor baru. Dari suratnya terlihat Reina sangat sedih karena musim depan dia sudah bukan lagi bagian dari skuad Liverpool dan dia kecewa karena klub menerima tawaran dari Napoli tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dirinya.

Kita tidak tahu apa yang terjadi antara Reina dan klub. Apakah klub merasa kecewa karena Reina pernah mengeluarkan statement kalau dia akan mempertimbangkan jika ada tawaran dari Barcelona yang kemudian semakin digembosi dengan statement dari ayahnya. Sungguh sulit, keduanya punya alibi masing masing.

Monday, July 29, 2013

Fakta LFC Tour 2013



Tiang
Oh tiang tiang, kenapa harus tiang. Tiang kembali akrab dengan Liverpool pada preseason kali ini setelah sempat berpacaran di musim 2011/2012 dan agak merenggang di musim 2012/2013. Denger denger katanya total udah 6 kali kena tiang, dengan demikian peluang Liverpool untuk balikan dengan tiang musim depan pun semakin besar walaupun kita semua berharap Liverpool untuk segera move on dari tiang agar segera bisa melanjutkan misi untuk bermain di Liga Champions.

Downing
Setelah sebelumnya hanya menyaksikan Downing di youtube dan di TV akhirnya saya berkesempatan juga menyaksikan dia bermain secara langsung sekalian dengan trainingnya, dan harus diakui bahwa dia biasa biasa saja jika dibandingkan dengan winger winger muda yang makin melejit seperti Sterling dan Ibe. Ketika training session di GBK saya melihat Downing dua kali berhadapan 1-on-1 dengan kiper dan tentu saja kita semua tau hasilnya, tidak gol.

Saturday, July 27, 2013

Goodbye Reina, Welcome Mignolet




Rumor mengenai kepergian Reina memang sudah berhembus sebelum bursa transfer dibuka, Barcelona dikabarkan akan menjadi klub tujuan Reina. Namun karena Valdes belum menuntaskan misinya sebagai bahan troll di Barcelona, kepergian Reina pun tertunda sementara Rodgers sudah mendatangkan kiper timnas Belgia, Simon Mignolet. Karena konon katanya sekarang sebuah tim besar harus memiliki salah satu skuad dari Generasi Emas Timnas Belgia. Dari sinilah saga Reina pun dimulai meskipun saga ini tidak semenarik saga Luis Suarez yang semakin hari semakin panas, mungkin sepanas suhu Pontianak saat ini.

Mempunyai dua kiper yang kemampuannya hampir setara di dalam satu tim sebenarnya sangat jarang terjadi. Bagaimana mungkin Liverpool rela membayar mahal hanya untuk seorang kiper pelapis, sementara anggaran belanja sangat terbatas. Masa iya seorang Ian Ayre rela membayar lebih mahal untuk seorang kiper pelapis daripada gelandang dan penyerang (Alberto dan Aspas), sangat tidak sesuai dengan kebijakan transfer Liverpool saat ini tentunya.

Friday, July 26, 2013

Hilangnya si Nomor 11



Musim 2011/2012 nomor punggung 11 menjadi milik Maxi Rodriguez, pemain yang mencetak sejumlah gol krusial di saat pemain nomor 9 lebih banyak terpeleset dan pemain nomor 7 lebih sering menembak tiang gawang. Awal musim 2012/2013 Maxi pindah ke Liga Argentina dan Liverpool merekrut pemain asal Maroko bernama Ousama Assaidi seharga 3 juta pound dari salah satu tim Eredivisie. Melihat aksinya meliuk liuk di sisi lapangan serta keberaniannya melakukan cut inside di youtube membuat saya tidak percaya kalau dia cuma berharga 3 juta pound. Namun youtube tak selamanya benar, karena pada kenyataannya tidak semua artis youtube bisa sukses di dunia nyata seperti Justin Bieber dan ternyata Assaidi tidak seberuntung Justin Bieber.

Entah siapa yang salah? Yang merekrut, yang direkrut, atau yang mengupload video? Kita tidak pernah tahu nasib Justin Bieber jika ternyata yang mengembangkan talentanya adalah Justin Timberlake, bukan Usher. Mungkin tidak akan ada lagu Baby yang sempat menjadi video paling banyak ditonton di youtube sebelum muncul Gangnam Style, yap meskipun lebih banyak yang dislike daripada yang ngelikenya tapi Justin Bieber sukses bersama Usher.
Assaidi pada kasus ini dibeli oleh Liverpool yang sedang masa transisi ke skema permainan yang baru dan memang membutuhkan tambahan di lini serang pasca ditinggal Kuyt, Bellamy, dan Maxi.

Thursday, July 25, 2013

Menanti Pertarungan Lini Tengah Liverpool



Persaingan lini tengah Liverpool musim ini dipastikan akan sangat menarik, bergabungnya Luis Alberto, sembuhnya Joe Allen dari cedera, serta penampilan Henderson yang terus membaik di laga laga terakhir EPL akan membuat Rodgers cukup pusing untuk memilih starting eleven untuk musim baru ini.

Lucas sudah terlihat fit dari cedera awal musimnya dan sangat siap menjalankan tugas sebagai pelindung backfour, sementara sang kapten sudah terlihat sangat menikmati peran barunya di Liverpool sebagai deep playmaker atau semacam Pirlo yang lebih maju ke depan. Satu slot gelandang tengah yang tersisa akan menjadi rebutan antara Joe Allen, Henderson, Alberto, dan Coutinho.

Joe Allen
Dari tiga laga ujicoba, Allen selalu di pasang Rodgers sebagai holding midfielder sekaligus pengatur tempo permainan. Jika pengisi dua gelandang tengah adalah Lucas dan Gerrard, saya tidak yakin Allen bisa bermain bersama keduanya. Mungkin Allen dipersiapkan Rodgers sebagai pengganti Lucas atau akan menjadi pelapis Gerrard. Asal tahu saja gelandang bertahan Bigfour EPL musim lalu tidak ada yang masuk dalam 10 besar tekel terbanyak menurut whoscored, dan artinya untuk menjadi DMF yang tangguh tidak melulu soal jago tekel tapi juga harus bisa membaca permainan dan bisa mengcover backfour sebaik mungkin ketika menghadapi counter attack.

Peminjaman Yang Tak Pernah Berakhir



"I will partner Torres" demikian impian seorang bocah asal Malaga beberapa tahun yang lalu, namun sekarang Torres sudah tidak di Liverpool lagi sehingga impiannya untuk menjadi partner mantan kapten Atletico itu hilang ditelan bumi. Bukan hanya itu, nasibnya kini pun semakin tidak jelas, menjelang kontraknya habis dia malah kembali dipinjamkan ke klub lain lagi. Bocah yang dibeli Liverpool dari Barcelona pada tahun 2007 itu memiliki nama lengkap Daniel Pacheco Lobato.

Publik sempat menaruh harapan yang sangat tinggi kepada Pacheco karena peforma apiknya di level junior bersama timnas Spanyol. Pacheco adalah topskor Euro U-19 di mana Spanyol menjadi runner-up setelah dikalahkan Prancis di final. Pacheco pun diharapkan bisa menjadi penerus Luis Garcia karena gaya bermainnya yang dianggap hampir mirip.

Monday, July 15, 2013

Menanti Rafalution di Kota Sarang Mafia




Setelah sukses mengubah hastag #RafaOut menjadi #ThanksRafa di stadion yang penuh dengar bendera biru plastik, pelatih yang sukses membawa Valencia menjuarai La Liga pada musim 2003/2004 memutuskan untuk melatih tim asal Naples yaitu SSC Napoli.  Rafael Benitez mendapatkan tantangan baru, dia akan melatih sebuah klub yang berada di sebuah kota "keras". Sangat keras, mungkin suara letusan pistol hampir terdengar setiap hari dengan catatan pistolnya tidak menggunakan peredam.

Napoli baru saja kehilangan Walter Mazarri, pelatih yang sukses membawa mereka menjadi runner up Serie A musim lalu. Mazzari ditunjuk Inter untuk menggantikan Strama dan Aurelio de Laurentis menunjuk Rafa sebagai pelatih Napoli mulai musim depan.


Friday, July 12, 2013

Jika Xabi Kembali

Nomor Punggung 14

Jika Xabi kembali apakah dia akan menggunakan nomor punggung andalannya yaitu 14? Kita tahu sendiri kalau sekarang yang memakai nomor 14 adalah Jordan Henderson, kapten Timnas U-21 Inggris yang pada perhelatan Euro U-21 gagal meraih satu kemenangan pun di penyisihan grup. Henderson digadangkan sebagai "The Next Steven Gerrard" oleh sejumlah orang dan jika harus mengganti nomor punggungnya tentu saja hal tersebut agak "melukai" perasaannya. Atau malah mungkin Xabi disuruh memilih nomor punggung lain? Asal tahu saja, di Madrid bahkan di Timnas Spanyol pun Xabi menggunakan nomor punggung 14, masa iya dia mau menggunakan nomor punggung yang bukan merupakan nomor keramatnya?

Lucas is Boss

Jika Xabi kembali apakah Lucas akan tetap menjadi "Boss"?
Lucas merupakan idola baru bagi pendukung Liverpool. Lihat bagaimana kisah dia yang semula merupakan bahan cemoohan lalu kemudian berhasil menjadi pemain yang paling berpengaruh terhadap peforma Liverpool. Puncaknya adalah ketika Lucas mengalami cedera parah di pertengahan musim 2011/2012, Liverpool kehilangan keseimbangan karena tidak memiliki enforcer sebagai pelindung backfour dan alhasil Liverpool finish di peringkat 8.

Bring Back FC



"Liverpool telah menyiapkan dana sekian untuk memboyong kembali Xabi Alonso ke Anfield"
Seketika Timeline langsung gempar, hastag #BringBackXabi pun membanjiri dunia pertwiterran dalam sekejap. Salah satu bukti bahwa "move on" itu tidak semudah bacotnya para selebtweet yang telah berlomba lomba menerbitkan buku kumpulan twitnya. Terlihat betapa sebagian besar pendukung Liverpool masih sangat mengharapkan Xabi Alonso untuk kembali ke samping Gerrard dan melihat longpass diagonalnya membelah lapangan seperti beberapa musim lalu.

Kualitas permainan Xabi Alonso memang tidak mengalami penurunan sama sekali sejak meninggalkan Liverpool di tahun 2009 untuk bergabung dengan tim pemenang Liga Champions 9 kali asal kota Madrid. Bahkan di Real Madrid menit bermainnya meningkat drastis dibanding dengan ketika bermain di Liverpool, meskipun itu mungkin dikarenakan kebijakan rotasi pemain yang berbeda antara Rafa dan Mou. Xabi menjadi jenderal lapangan tengah Real Madrid dan selalu menjadi pilihan utama, kualitas passingnya tidak mengalami penurunan sama sekali dan inilah yang membuat pendukung Liverpool semakin menjerit-jerit mengharapkannya untuk kembali ke Anfield.

Ketika beredar berita bahwa Xabi belum memperpanjang kontraknya bersama Madrid, harapan pendukung Liverpool untuk melihatnya kembali ke Anfield semakin membesar. Ditambah lagi dengan sejumlah statement dari berbagai pihak di sejumlah media yang seolah-olah menunjukkan bahwa rumor kepindahan Xabi ke Liverpool bukanlah isapan jempol belaka. Mari kita nikmati rumor rumor yang ada selama pekerjaan membuat rumor itu belum dilarang.

Monday, July 8, 2013

Wanita Indonesia dan Sepak Bola

Wanita Indonesia dan Sepak Bola, mungkin para orang tua sebelum era milenium dan bahkan emansipasi yang mendengar kalimat ini, pada nyiapin golok atau bambu runcing khusus wanita *kayak apa ya?*.  Tapi tidak untuk sekarang, setelah ibu kita Kartini mengumandangkan seruan bahwa wanita juga berhak mendapatkan apa yang didapatkan dan dilakukan oleh pria, wanita kemudian memulai apapun yang dimaksudkan oleh emansipasi *tapi tetep di batas kodrat*. Agak berat sih ngomongin wanita Indonesia, apalagi gadis kampung asal Kalimantan yang nulis beginian.  Tapi ya siapa tau yang baca bisa tercuci hatinya dan segera move on. ^^

Entah sekarang udah memasuki era apa namanya, yang jelas bukan milenium lagi, para wanita menjadikan sepakbola adalah sebagian dari hidupnya. *mungkin bisa di sebut era bulet bunder kali*. Laki banget sih sebenarnya, tapi ya namanya emansipasi gak apa-apalah. Dari berbagai narasumber yang diperatiin, ditanyain bahkan dikepoin, bisa disimpulkan bahwa ada yang mainstream, ada yang ikutan trend, ada yang benar-benar suka, ada yang udah cinta *cie cinta*, ada sayap kiri, ada sayap kanan *ayam kali*, ada pacarnya, ada mantannya, ada yang mapan dan belum setia, ada yang suka php dan kena phk dan ada-ada aja, bisa kita lihat walaupun dari berbagai macam genre dan ga masalah mau karbit atau terbit darimana, anggap saja mempunyai satu tujuan, suka sama sepak bola. *tetep di garis kodrat*.

Saturday, July 6, 2013

Goodbye "Another Next Steven Gerrard"

Pada awal musim 2011/2012 seorang bocah berkepala plontos dengan penampilan seperti "You Know Who" menjadi perbincangan hangat di sejumlah forum luar, bocah yang kala itu berumur 19 tahun sedang menjalani masa peminjaman di Blackpool dan menunjukkan penampilan impresif yaitu mencetak 6 gol dari 10 pertandingan. Tentu saja bukan catatan yang buruk mengingat umurnya yang masih muda dan posisinya adalah gelandang, bukan seorang striker.
Bocah tersebut bernama Jonjo Shelvey, dia didatangkan Liverpool dari Charlton Athletic pada Mei 2010 seharga 1,7 juta pound.

Karena Lucas Leiva mengalami cedera parah pada bulan November 2011 ketika pertandingan melawan Chelsea, King Kenny pun memanggil kembali Shelvey dari masa peminjaman di Blackpool. Shelvey mencetak gol pertamanya di EPL ketika Liverpool menaklukkan Chelsea 4-1 di Anfield.
Di musim 2011/2012 Shelvey bermain sebanyak 13 kali dimana 8 diantaranya adalah sebagai starter, ini menunjukkan bahwa King Kenny sudah menaruh kepercayaan kepadanya meskipun usianya masih muda.

Gaya bermain Shelvey sering disebut mirip dengan Gerrard dan itu membuatnya digadangkan sebagai The Next Steven Gerrard selain Jordan Henderson. Shelvey pun diprediksikan bakal menjadi bintang besar Liverpool kelak, dan musim 2012/2013 akan menjadi musim pembuktiannya.
Rodgers yang menggantikan King Kenny masih percaya kepada Shelvey, meskipun ini dikarenakan Lucas yang kembali cedera ketika pertandingan melawan Manchester City di Anfield.

Thursday, July 4, 2013

Kesempatan Itu Tak Pernah Ada



Tidak ada yang salah dengan Andy Carroll, dia dilahirkan dengan postur tinggi besar serta memiliki kemampuan aerial duel di atas rata rata dan memiliki shot yang sangat keras. Musim lalu dia mencetak 7 gol serta 4 assist untuk West Ham dari 24 pertandingan, bukanlah catatan buruk bagi seorang striker yang pada musim sebelumnya merupakan bahan troll di sosial media bersama Fernando Torres dan Stewart Downing.
Dia tidak bisa nutmeg ataupun meliuk liuk di area pertahanan lawan seperti pria asal Uruguay yang baru saja disanksi FA karena menggigit Ivanovic, dia juga tidak memiliki insting setajam pemain bernomor punggung 20 di klub yang baru saja merayakan titel liga ke 20-nya, apalagi berperan sebagai false 9 seperti Michu di Swansea.

Ketika kemudian sebuah klub "besar" memutuskan untuk membelinya seharga 35 juta pound tentu saja dia tidak bisa berbuat banyak, meski mungkin saja dia loyal terhadap Newcastle United dan ingin meraih trofi bersama teman teman Prancisnya. Dia pun hijrah ke Merseyside untuk menggantikan tugas pria pirang asal Spanyol yang pindah ke London Biru. Tak ada yang menyangka jika ternyata kemudian kedua pemain ini sama sama bakalan kesulitan mencetak gol meskipun sama sama meraih trofi bersama timnya masing masing di musim 2011/2012.

Mencetak 4 gol dan 2 assist dari 35 (15 kali pengganti) penampilannya bersama Liverpool di musim 2011/2012 EPL ternyata cukup bagi seorang Roy Hodgson untuk memanggilnya ke timnas Inggris yang akan berangkat ke Euro 2012, dan Carroll berhasil mencetak satu gol ketika Inggris mengalahkan Swedia 3-2 di penyisihan grup. Tidak terlalu buruk bukan, bahkan Messi yang disebut sebut alien belum pernah mencetak satu golpun di Euro *Oke ini garing

Sunday, June 30, 2013

Ekspektasi Terhadap Stewart Downing

Ketika memutuskan untuk membeli seorang pemain seharga 20 juta pound apa ekspektasi klub terhadap pemain tersebut? Tentu saja ekspektasinya sang pemain bisa memberikan kontribusi yang maksimal baik untuk klub lewat goal ataupun assist (apalagi yang dibeli adalah winger).
Tapi tidak dengan seorang pemain asal kota Middlesbrough, dibeli Liverpool dari Aston Villa seharga 20 juta pound pada musim panas 2011 dia gagal mencetak satupun gol atau assist di EPL musim 2011/2012....ya benar tidak ada satupun gol ataupun assist yang lahir dari kakinya dari 36 laga musim itu.
Kecewa? Tentu saja, uang sebanyak itu bahkan tidak mampu menghasilkan satu gol atau satu assist sekalipun di EPL. Pemain itu bernama Stewart Downing dan dia dalam masalah besar. Price tag 20 juta pound membuatnya menjadi bahan troll di sosial media, meskipun dia masuk ke dalam skuad Inggris di Euro 2012.

Bagaimana peforma Downing di Aston Villa sehingga Liverpool bisa membelinya seharga 20 juta pound?Stewart Downing adalah pemain terbaik Aston Villa musim 2010-2011dan mencetak 7 gol dan 7 assist di EPL pada musim 2010-2011 dan dia adalah seorang winger. 
Downing mencatatkan 79 crossing akurat (total 324) dan jumlah tersebut langsung menurun drastis begitu dia bermain di Liverpool (45 crossing akurat dari total 200).
Saya terkadang bingung, itu yang katanya 45 kali akurat kok gak ada satupun yang jadi gol. Carroll kurang tinggi apa coba? Apa perlu pake Zigic gitu? Atau panggil Crouch lagi?