Monday, April 29, 2013

Tukang Pikul


Mencari pemain yang bisa memikul tugas berat untuk menjadi motor utama di tim seperti Liverpool saat ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapai target tertentu sebuah tim harus mampu memilih pemain tepat yang akan dibeli. Bukan cuma soal kualitas permainan dan gelar penghargaan individual yang melimpah, tetapi juga harus pemain yang mampu "membawa" tim menjadi lebih baik serta jadi aktor penentu kemenangan tim.

Mari lihat bagaimana Manchester United melakukan transfer dengan sempurna musim ini, membeli Van Persie dari Arsenal adalah salah satu transfer terbaik  mereka. 
Van Persie sebelum dibeli oleh Manchester United adalah nyawa Utama Arsenal, dia adalah kapten sekaligus pencetak gol terbanyak bagi Arsenal musim lalu dan prestasinya dilengkapi dengan penghargaan PFA Player of The Year. 

Banyak yang pesimis kalau Van Persie akan bisa setajam ketika di Arsenal setelah dia berkostum MU. Namun nyatanya Persie tetap menjadi topskor (meskipun dengan sejumlah penalti dan goal offside). Persie tetap bisa menjadi nyawa bagi tim yang dibelanya (kecuali timnas Belanda) dan menjadi salah satu faktor utama kesuksesan MU menjuarai Liga untuk yang ke 20 kalinya (sama seperti nomor punggung Persie)


Saturday, April 27, 2013

Preview Newcastle vs Liverpool April 27 2013 (Gameweek 35)


Malam minggu kali ini para JombloReds sebenarnya punya tontonan, hanya saja match Liverpool yang terlalu malam gagal menyelamatkan malam minggu "kami". Meskipun ada opsi lain yaitu nonton tim EPL lainnya, tapi tetap saja rasanya akan berbeda.

Pada matchday ke 35 ini Liverpool akan bertandang ke kandang perwakilan Ligue 1 di EPL (baca : Newcastle), tim yang terjun bebas peringkatnya pasca ditinggal oleh Demba Ba ke Chelsea.
Liverpool harus mengamankan peluang 3 poin agak bisa berpeluang untuk menggeser Everton, karena bagaimanapun juga dua musim berturut turut finish di bawah Everton akan sangat sulit diterima (pait men pait).
Sementara Newcastle sendiri berjuang agar tidak terdegradasi ke Ligue 2 ehhh Championship musim depan, selain itu harga diri mereka terinjak injak setelah kalah dari Sunderland 0-3 di kandang sendiri. Kekalahan yang diikuti selebrasi superngehek dari Paolo Di canio itu juga menjadi salah satu penyebab SUnderland sukses naik menggeser mereka.

Dengan absennya Suarez sampai akhir musim ples 6 laga awal musim depan (kalau tidak dijual), Rodgers dipastikan akan memasang Sturridge sebagai starter diapit Downing dan Coutinho. Formasi seperti melawan Chelsea sudah matang, tinggal masalah finishing karena si nomer 7 tidak main. Selain itu perihal menghadapi bola bola mati juga harus diperhatikan.

Diharapkan Hendo bisa "menggangu" cabaye agar tidak leluasa mengatur permainan, karena otak permainannya ada di dia. Dengan stabilnya peforma Enrique, urusan menjaga Ben Arfa tampaknya bisa dipercayakan kepadanya. Tapi saya belum tau seperti apa permainan Newcastle sekarang semenjak kedatangan para personel dari Ligue 1. Yang pasti Liverpool harus mengamankan 3 poin di kandang si toon army.

Ball possession yang bermain melebar, demikian permainan Liverpool menurut saya. Tidak ada pergerakan tanpa bola selain Suarez dan Gerrard di kubu LFC, sehingga visi matang dari Coutinho pun belum terlalu keliatan manfaatnya. Umpan umpan daerah pun hanya kedua pemain tersebut yang bisa mengoptimalkan, sementara Sturridge adalah tipikal pemain yang menjemput bola.
Selebihnya biarkan pemain beraksi dilapangan #YNWA

Kick the French national team out of Premier League
YOLO

Tuesday, April 23, 2013

Byan 4 vs Messi 0


FULL TIME BAYERN MUNCHEN 4 BARCELONA 0

Apakah ini akhir dari era tiki taka Barcelona dan permulaan era dari superpower asal kota Munich? Memang terlalu dini mengatakan era tiki taka Barcelona sudah berakhir karena di bully oleh Munchen habis habisan.
Om Jupp (saya gak bisa nyebutin nama lanjutannya, susah ndroo) berhasil mematikan trisula Busquets-Iniesta-Xavi sehingga tidak ada segitiga yang bisa dibentuk oleh barca pada malam itu.
Karena bukan pengamat professional saya tidak mengerti kenapa lini tengah Barcelona begitu buntu sehingga tidak mampu menusuk ke dalam kotak penalti Munchen. Padahal yang menjadi bek tengah sebagai pendamping Dante adalah Jerome Boateng bukan Badstuber atau Van Buyten yang notabene lebih expert di tengah.
Yang pasti Javi Martinez dan Swestenjer sukses menjadi duet Pivot paling tangguh di Eropa musim ini (ahh saya medadak ingat Alonso dan Masche). Robben yang belakangan selalu menjadi bahan troll karena maruk terlihat telah menemukan tombol x dan segitiganya, yaap dia passing sodara sodara. Robben berhasil membuat Jessica Alba tidak leluasa untuk overlaping, karena jika dia meninggalkan "pep guardiola remake" di belakang sendirian sama saja dengan bunuh diri. 

Melihat cut in dari kombinasi Roberry saya yakin bahwasanya Barcelona benar benar perlu bek tengah baru dan seorang bek kanan juga tentunya. Ribery lebih seperti terlihat sedang melawan fullback ISL ketika melawan alves, berkali kali dia sukses melewati ALves. Dan gol dari Robben menunjukkan bahwa Alba tak sehebat yang dibayangkan, meskipun agak berbau foul karena Muller telah menahan Alba terlebih dahulu sehingga tidak bisa mengejar Robben.

Om Jupp memanfaatkan betul kelebihan aerial duel dari timnya, dua gol berawal dari corner. Dante pun terlihat sering melepaskan longball kedepan daripada harus sibuk mencari martinez atau swestenjer yang sudah pasti akan dipressing.
Passing dari jerome boateng, dante, lahm, ataupun alaba tidak menuju Martinez atau Swestenjer. Tapi langsung ke Mueller atau bahkan kadang kadang langsung ke Mario Gomez, mereka menunjukkan tidak perlu takut untuk passing melewati para allien gelandang tengah Barca.

Meskipun sulit, tetap saja tidak ada yang mustahil di dalam sepakbola. Barcelona adalah Allien dan mereka akan mencari cara paling tepat untuk bisa membalas kekalahan mereka semalam di Nou Camp nanti.

Pesan moral dari pertandingan semalam : Menyerang tidak melulu harus menguasai Ball Possession, serang seperlunya dan cetak gol sebanyak mungkin *colek* om brendan

Monday, April 22, 2013

Hendo vs Villa



Rodgers menerapkan formasi 4-3-3 ketika bertandang ke Villa Park, dengan tiga slot gelandang tengah diisi oleh Lucas (Boss) Gerrard (Captain) Henderson (next Steven Gerrard). Lucas menjadi boss di tengah dan berperan sebagai gelandang bertahan yang bertugas melindungi backfour, sementara Gerrard berada di depan Lucas dan kadang kadang turun membantu Lucas. Pada 45 menit pertama Hendo bebas bergerak menjelajah lapangan tengah, tapi passingnya belum ada yang sampai kedalam kotak penalti, padahal dia di plot sebagai penguasa lini tengahnya. Tapi Hendo berhasil meringankan beban Lucas dengan melakukan 4 interceptions dan inilah yang dibutuhkan oleh Liverpool sekarang. Peforma Lucas sudah jauh menurun dari sebelum dia mengalami cedera panjang, jadi harus ada gelandang yang berperan sebagai box-to-box untuk bisa membantu ketika diserang dan Hendo adalah pilihan yang tepat.

Setelah tertinggal satu gol, pada babak kedua Hendo bermain agak melebar ke kiri untuk membantu Coutinho. Hanya sesekali membantu penyerangan lewat tengah dan Gerrard malah yang maju ke final third (huanjir pake final third, berasa mau ngakak seharian). Dan entah bagaimana ceritanya bisa mencetak gol, yang jelas hendo bermain di sebelah kiri sepanjang babak kedua.

Liverpool 2 vs 2 Chelsea


Rafa telah sukses menyelesaikan misinya musim ini, hasil seri 2-2 sudah cukup adil untuk pertandingan antara Liverpool vs Chelsea di Anfield. Saya tidak akan berbicara mengenai statistik pada pertandingan kali ini. Karena Liverpool masih selalu kesulitan untuk mengkonversi sebuah peluang untuk menjadi gol. Mungkin agak kurang seru kalau tidak melihat statisti, baiklah ini adalah statistik dari whoscored.


Intinya tetap saja shot selalu lebih banyak dari tim lain, hanya saja "heng"nya selalu belum dapat.

Rodgers menggunakan formasi 4-2-3-1 seperti pada pertandingan sebelumnya, hanya saja kali ini Downing yang menjadi starting sementara Sturridge nongkrong di bench bareng Skrtel dan yang lainnya.
Permainan ball possession pada babak pertama terlihat kurang berkembang, karena Hendo harus bertarung melawan Mikel dan Ramires sementara Gerrard dan Lucas harus berjuang meredam trio MAHO (Mata Hazard Oscar) yang punya kecepatan serta dribble bola diatas rata rata. Agger dan Carra sukses mengawal si "Pahlawan Bertopeng" dengan baik, sehingga tidak ada peluang berarti yang diciptakan.
Hendo terlihat sangat nyaman menjadi gelandang Box to Box pada malam itu, dia terlihat leluasa menjelajah lapangan tengah meskipun kadang kadang passingnya agak kurang masuk akal.
Gol pertama sama seperti di Stamford Bridge, melalui skema corner kick dari Juan Mata, Oscar berhasil menyundul bola setelah Carra kalah berduel dengannya.

Setelah masuknya Sturridge pada babak ke dua, Liverpool terlihat lebih kreatif di lini depan. Karena Suarez tidak perlu harus maruk sendirian setelah mendapatkan tandem yang sama maruknya.
Sturridge memang pencetak gol pertama dan yang memberikan umpan adalah Suarez, tapi ada hal yang lebih penting. Karena gol itu berawal dari longpass "The number one and Only One Jamie Carragher"....okesip
Saya tidak akan membahas bagaimana proses gol kedua Chelsea serta insiden gigitan Suarez kepada Ivanovic, toh seisi temlen saya sudah penuh dengan hal tersebut.

Terlepas dari penyebab penalti dan insidennya dengan Ivanovic, Suarez adalah MoTM menurut saya. Satu assist dan satu gol, meskipun Sturridge berhasil merubah total permainan sejak masuk di babak kedua. Tapi Suarez berhasil menaklukkan defender Chelsea, terbukti dia tercatat melepaskan 6 tembakan dan 5 diantaranya adalah on target (saya harus segera menaikkan shot accuracy-nya di PES).
Meskipun berkali kali terlihat terpeleset, Suarez tidak pernah kapok untuk mengerjai bek bek chelsea. Pemain kelas dunia!!!

Dengan komposisi pemain yang masih belum sesuai keinginannya, saya masih bingung terhadap taktik Rodgers. Ball possession ketika melawan Chelsea agak membingungkan, karena serangan Liverpool banyak di bangun lewat sektor Glenjo (yaitu sebelah kanan). Hal ini mungkin agak dimaklumi karena lini tengah begitu dikuasai Maho dan duet Mikel-ramires, sementara dengan absennya Ashley Cole otomatis Bertrand akan lebih mudah untuk dibully dan dua gol Liverpool berawal dari sektor ini.
Menurut whoscored, serangan yang berawal dari tengah hanya 29% sementara dari sisi kanan 41% dan sisi kiri 30%, tapi Liverpool berhasil menguasai ball possession. Bingung juga sih, maklum saya taunya cuma taktik 3-4-3 saja :)))

Chelsea bermain sangat efektif, menyerang seperlunya saja tapi akan sangat membahayakan. Bahkan shotnya hanya separuh dari total shot Liverpool, tapi mereka berhasil menahan imbang (bahkan nyaris menang) Liverpool.

Keputusan pergantian pemain Rodgers terlihat sangat brilian, Sturridge berhasil merubah permainan Liverpool. Sementara Jonjo yang masuk menit 80 (meskipun cuma butuh waktu dua menit untuk mendapatkan kartu kuning) nyaris mencetak gol andai saja shotnya tidak tipis melebar . Saya sangat menyukai gaya bermain Shelvey, tipikal gelandang kasar yang tidak takut terhadap siapapun (termasuk Sir Alex).
Semoga dengan begini, Rodgers bisa menemukan cara mengoptimalkan Jonjo dengan sebaik mungkin. Dia memiliki stamina dan mobilitas yang buruk, memasukkannya pada babak kedua adalah cara terbaik agar dia bisa optimal.

Seri dan masih tetap dibawah Everton, tinggal bagaimana mengoptimalkan laga disisa musim ini. Masa iya dua musim berturut-turut mau di bawah Everton.
Come on you REDSMEN !!!

Sunday, April 21, 2013

Luis Suarez Kembali


Suarez kembali !!! Seketika temlen saya langsung penuh dengan dua item, "Suarez" dan "gigit" dan kedua item itu masih memenuhi temlen sampai pagi ini. Saya belum dan tidak akan membaca berita berita dari media, karena saya sudah tahu secara pastinya isinya bakalan seperti apa. Ibaratkan menganalisa forex tanpa indikator dan tanpa melihat beritapun tebakannya pasti benar.

Sudah lama sekali EPL tidak menghadirkan kontroversi yang bisa menjadi headline media media terkemuka di Inggris dan Suarez kembali melakukannya, dia berhasil membuat EPL kembali menjadi sorotan meskipun bukan karena prestasi (misalnya menciptakan all england final di UCL).
Bisa ditebak bagaimana isi Headline yang memampang foto Suarez sedang menggigit Ivanovic, mungkin bisa mengalahkan kehebohan (maaf) Bom Boston. Setidaknya Suarez berhasil menyelamatkan para awak media yang mungkin lagi kesulitan mencari bahan berita dan sekarang mereka mendapatkan berita yang "sangat bagus" dengan sangat gampang.
Video dan foto sudah bertebaran di mana mana, tinggal bagaimana merangkai kata kata agar beritanya bisa bernilai jual tinggi. Semua tentang perut, perut, dan perut bro (maaf kalau ada yang perutnya agak menggelembung)

Semenjak kepergian "Superstar" dari kota Manchester (baca : Ballotelli), praktis sosok kontroversi hanya menyisakan Luis Suarez seorang diri karena om Joe Barton sudah memutuskan untuk pindah lokasi ke Ligue1. Dengan prestasi Liga yang standar dan timnasnya yang bahkan sekarang masih peringkat dua di bawah montenegro di penyisihan WC, otomatis FA bingung bagaimana caranya agar EPL bisa kembali menarik perhatian dunia. Dan insiden Suarez ini adalah saat yang tepat untuk membuat "semua mata tertuju ke EPL". Dengan image yang sudah "jelek" ditambah bermain di tim peringkat 7, sanksi terhadap Suarez pun tinggal menunggu waktu. Jika sanksi kasus "gigitan" ini ditambah dengan sanksi kartu kuning, otomatis musim Suarez sudah berakhir dan Van Persie pun bisa dengan gampang menyalip gol Suarez untuk menjadi topskor.

Inilah daftar pertanyaan tidak penting
1. Apakah sanksi yang akan dijatuhkan FA ke Suarez? Cuci WC? jalan jongkok?
2. Masihkah Suarez di Liverpool musim depan? kalau iya, mestinya jadi topskor
3. Relakah FA kalau Suarez pindah? Siapa yang bakalan jadi sosok kontroversi berikutnya?
4. Apakah Suarez akan menjadi Pemain terbaik Liverpool musim ini? kalau tidak, siapa? Stewart Downing?
5. Kalau Suarez dijual akhir musim ini, apakah harganya akan turun karena kasus "gigitan" ini?

Suarez adalah pemain berteknik hebat yang hanya saja tidak bisa menyembunyikan ke-tengil-annya.
Silakan boo Suarez jika  takut dia akan menjebol gawang tim kesayanganmu

Saturday, April 20, 2013

Misi si Agen Rafa


Dalam rangka menyambut kembalinya Rafa ke Anfield saya ingin membahas mengenai misi apa yang dijalankannya selama melatih chelsea sejak akhir November tahun lalu.
Oke mungkin banyak pendukung Chelsea yang mengatakan bahwa Rafa datang untuk menghancurkan klub kesayangan mereka, sehingga seketika itu munculah hastag #RafaOut di twitter. Belum lagi ditambah dengan banner banner Rafa Out yang membentang di Jembatan Stamford, dan paling "nganu" tentu saja chant "You're getting sacked in the morning" yang dinyanyikan oleh pendukung Chelsea sendiri. The best fans in the world? yes, they are (boleh minta kantong kresek, saya mendadak mual dan mau muntah)

Menurut saya secara pribadi, misi Rafa hanya satu. Membuat Fernando Torres kembali tajam, sehingga 50 juta pound yang sudah dikeluarkan oleh Toke Roman tidak begitu sia sia percuma. Hasilnya Torres mencetak 13 gol dan 4 assist semenjak kedatangan Rafa. Progress? ya lumayan dari musim lalu, meskipun mungkin belum cukup sepadan dengan "price tag"nya.
Roman juga begitu terobsesi dengan Liverpool (ini menurut saya), karena itu terlihat bagaimana dia terus berusaha membeli bintang dari Liverpool. Benayoun, Torres, dan Meireles adalah mereka mereka yang sudah pernah membobol gawang Chelsea atau memberikan assist sebelumnya.
Atau Roman terpesona melihat "Rafa Attack" ketika di Liverpool? Bisa jadi, karena skuad Chelsea yang sekarang udah "Rafa Banget". Tinggal Rafa menambahkan dua pivot yang bisa longpass dan yang bisa tackling maka lengkaplah sudah skemanya.

Anjloknya peforma Chelsea di awal kedatangannya membuat sejumlah akun troll di twitter sibuk mengupload memes Rafa menjadi agen rahasia yang mempunyai misi untuk menghancurkan Chelsea, dan pendukung Chelsea sendiri sangat tidak mendukung Rafa (karena mereka begitu terobsesi untuk dilatih ole Pep ataupun menginginkan Jose Mourinho kembali).
Sampai tulisan ini diposting (mhhuahahaha, berasa penulis di Majalah Bola), hastag dan banner Rafa Out masih berkeliaran dimana mana (sampai menyaingi banner para calon walikota di kota saya).

Alangkah baiknya jika Rafa benar benar tidak melanjutkan masa baktinya di Chelsea di musim depan, daripada nanti serangan Chelsea bikin saya meringis. Biarkan dia out, RAFA OUT !!!

Preview Liverpool vs Chelsea

Setelah dua minggu Blog ini terbengkalai karena saya semakin sibuk dengan pekerjaan dan (ehem) kuliah saya, akhirnya dengan segala hormat dan puji syukur saya kembali akan memberikan preview sok tau ala saya (ya iyalah, blog yang punya saya, suka suka saya dong mau ngapain *mendadak emosi*).
Minggu ini Liverpool akan kedatangan tamu spesial, sangat spesial. Karena sang mantan (baca : Rafael Benitez) yang sudah memberikan kenangan manis selama 6 musim akan kembali Bench tempat dimana dulu dia biasa mencoret coret kertas sambil meneriakkan pemainnya untuk tetap tenang. Hanya saja kali ini dia akan kembali untuk menempati bench tim lawan, tim yang supporternya selalu meneriakkan "RAFA OUT!!!"

Apa yang harus dilakukan oleh Rodgers untuk meredam Rafa attack yang bahkan tim peringkat satu EPL sekarang inipun tak kuasa mengimbanginya? Ketika pertemuan pertama di Stamford Bridge yang udah "falls down" dua musim berturut turut, Liverpool bermain imbang 1-1. Rodgers memasang 3 bek sejajar untuk meredam trio MAHO (Mata, Hazard, Oscar), Wisdom Carragher dan Agger bertugas melindungi Jones sementara Enrique dan Glenjo berperan sebagai wing back. Dan carra sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna, yaitu menjadi pengawal pribadi Torres selama 82 menit. Hanya saja yang patut digaris bawahi adalah Chelsea masih dilatih oleh Di Matteo, belum Senor "Rafael Benitez".

Rafa tetaplah pada formasi temuannya yaitu 4-2-3-1, dengan posisi David Luiz, Archuleta, dan Bertrand yang sudah pasti bakalan jadi starter untuk backfournya. Untuk dua pivot mungkin masih pilih pilih antara Mikel, Ramires, Lampard, atau Romeu. Sedangkan trio penyuplai sang target man masih diantara Hazard, Mata, Oscar, Moses, atau juga (uhuk) Marko Marin. Untuk sang target man, mungkin Rafa akan mencoba demba Ba pertama tama atau malah memasang sang Pahlawan Bertopeng (Nando) :)

Rodgers tidak bisa memasang 3 bek sejajar kali ini, karena bermain bertahan di kandang sendiri sungguh bukanlah tradisi Liverpool. Formasi seperti ketika menghadapi Reading sudah cukup apik, hanya saja "keberuntungan" yang masih belum berpihak. Keberuntungan dalam hal mencetak gol tentunya. Dengan tradisi kiper lawan yang mendadak "Dewa" ketika bermain di Anfield, saya tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa Petr Cech nantinya. Apakah dia akan menjadi Superman Berhelm? We'll see

Yang menarik adalah bagaimana Sturridge akan bersua dengan tim lamanya sekaligus ajang pembuktian bahwa dia "lebih baik" dari si nomer 9 yang sekarang makin produktif dalam urusan goal dan assist.
Dengan sudah sembuhnya si "Jesus Right Wing" Stewie Downing, maka akan susah memprediksikan bagaimana formasi Rodgers nanti. Apakah akan ke 4-2-3-1 atau kekeuh 4-3-3? Karena jika menggunakan 4-3-3 otomatis salah satu antara Sturridge dan Downing akan di simpan di bench, sedangkan jika formasi 4-2-3-1 yang menjadi pilihan maka Henderson lah yang terpaksa nongkrong di bench bersama Skrtel.

Bagian terpenting adalah bagaimana caranya meredam Hazard dan Mata serta memarking ketat si nomor 9 agar tidak leluasa menerima longball dari David Luiz.
Selebihnya mari kita nantikan besok malam.

Wednesday, April 3, 2013

Jinx untuk Matt Tweedy


Matt Tweedy menjadi aktor dari kegagalan Barcelona menaklukkan PSG di Paris, golnya memanfaatkan assist Ibra menyelamatkan PSG dari kekalahan di kandang sendiri. Dan gara gara Matt Tweedy ini, saya ngakak sampai pagi. Adalah ulah dari akun @MirrorFootball yang mengatakan kalau Matuidi adalah saudara dari Cheryl Cole, dan kemudian diplesetkan menjadi Matt Tweedy. Disaat akun akun troll semacam footyjokes dan football funny sibuk membuat troll tentang Valdes, muncul mirror dengan tweet tweet anti mainstreamnya yang sukses membuat saya senyum senyum sendiri sampai pagi.

Baiklah, mari kita lupakan kasus Tweedy tersebut. Matt Tweedy adalah pemain bola yang kesekian kalinya yang menjadi korban keampuhan jinx saya, statistik jinxnya adalah setiap pemain yang saya omel karena permainannya buruk, maka dia akan mencetak gol. Pemain tersebut adalah Maxi Rodriguez, Zabaleta, dan kemudian Matt Tweedy. Bahkan Maxi dua kali merasakan ampuhnya jinx saya.

Jinx pertama terjadi di musim 2011/2012, ketika itu Liverpool bertandang ke Stamford Bridge kandang dari klub milik taipan asal Russia, Roman Abramovich (udah mirip artikel di bolanet belum?). Ketika itu BIGREDS PONTIANAK belum resmi launching dan orangnya belum serame sekarang, kalau sekarang mah mau garuk kepala aja susah banget pas nobar di homebase sangking ramenya :). Saya pun ngomel gak jelas di twitter kenapa Kenny menurunkan Maxi sejak awal, bukan Carrol atau Kuyt ataupun Downing. Dan akhirnya jinx itu menampar muka saya, Maxi mencetak gol pertama sebelum akhirnya disamakan Sturridge walaupun akhirnya Glenjo sukses merobohkan jembatan stamford yang terbuat dari plastik itu (sama seperti benderanya). Dan Maxi edisi kedua dilanjutkan ketika Liverpool menang dramatis 3-2 atas Blackburn, ketika itu Maxi mencetak dua gol sebelum akhirnya pemain 35juta pound mencetak gol kemenangan di penghujung laga.

Jinx berikutnya adalah ketika drama perebutan gelar EPL musim lalu, ketika itu kami "terpaksa" nonton tetangga yang berisik melawan QPR. Dan daripada nonton "anak kandung"nya FA ya mendingan nonton tetangganya. Ketika itu saya ngejinx kenapa bukan Micah yang main, kenapa harus Zabaleta dan rupanya Zabaleta yang mencetak gol pertama untuk City.

Dan Jinx yang terakhir tentu saja matt tweedy, setelah melihat pergerakan dan passingnya yang tidak jelas saya ngomel di twitter dan tidak lama kemudian dia menjadi pahlawan PSG. super jlebbbbb men. Sekarang saya tinggal mencari pemain Liverpool yang bisa di jinx agar bisa menjadi pencetak gol penentu kemenangan Liverpool

Monday, April 1, 2013

Aston Villa 1 vs 2 Liverpool


Akhirnya Rodgers kembali ke formasi 4-3-3 setelah sebelumnya keasyikan menggunakan 4-2-3-1 yang sukses membuat Liverpool menang atas Swansea dan Tottenham (sebelum akhirnya kalah 1-3 dari Southampton). Dan hasilnya Liverpool berhasil menang 2-1 dari Benteke FC, gol Benteke di balas oleh Henderson dan penalti sang Kapten. 3 poin sukses diamankan bro, but please don't talk about big 4 hahahaha. Karena kebanyakan para FP di twitter kayaknya udah gak sabar pasang patch starball dan BoH di jersey-nya, yang sabar broooh, dua musim lagi kita bakal main di liga malam rabu & kamis kok. Tapi untuk musim depan kayaknya belum dulu, mari kita meramaikan event di malam jumat saja :D (ya itupun kalo bisa peringkat 5)

Mungkin Rodgers membaca tweet saya dan para teman teman, atau mungkin dia membaca preview blog saya yang sebelumnya sehingga akhirnya dia kembali ke pakem 4-3-3 dan menempatkan Henderson di depan Lucas dan Gerrard. Akhirnya meskipun Lucas agak tampil dibawah peforma, Hendo sukses meringankan beban Lucas sehingga Lucas tidak perlu repot repot maju kedepan untuk pressing dan bisa berkonsentrasi melindungi backfour.

Jantung saya langsung hampir copot setelah Agbonlahor nyaris membobol gawang Reina setelah menyambut crossing dari siapa itu (saya tidak tahu dan tidak mau tahu), untung Reina kembali menemukan peformanya setelah beberapa saat yang lalu disetarakan dengan Valdes. Mungkinkah ini ada hubungan dengan film terbarunya? Mungkinkah Reina akting didepan gawang kemaren sehingga Agbonlahor tertipu pergerakannya?
Dalam posisi 2 lawan 3 didalam kotak penalti, sebenarnya itu adalah jatah gol karena hanya ada Carra dan Glenjo didalam kotak penalti sementara Agger sudah maju. Nih silakan diliat posisinya, untung yang dapat bola bukan Benteke.



Dan akhirnya Villa berhasil mencetak gol dengan skema straight footballnya (ini kata komentator lo ya, saya sendiri gak ngerti apa itu straight football, kalo kategori straight di situs situs ternama ya saya pasti ngerti :p). Tembakan superkeras dari BENTEKE gagal ditepis Reina dengan baik dan Aston Villa unggul 1-0, mimpi buruk di Anfield sepertinya akan terulang dengan aktor yang sama (ini nyesek sumpah).

Akhirnya awal babak kedua, Henderson berhasil menyamakan kedudukan setelah menyambut "umpan terobosan yang membelah lautan"nya Coutinho berawal dari Longball Steven Gerrard, Rodgers membuktikan tidak perlu 25 juta pound untuk membeli seorang pemain bagus *sambil ngelirik Oscar*. Visi keren dari COutinho membuatnya berani memberikan through pass di antara pemain lawan (tidak seperti gelandang asal As Roma yang cuma berani passing kebelakang dan kesamping). Suarez juga sukses memancing dua defender untuk mengejarnya sehingga Henderson tidak terkawal, keren broo... teamplay-nya keren banget :)





Suarez berhasil menutmeg-kan bek aston villa yang akhirnya terpaksa melakukan tekel daripada Suarez melewatinya dan tentu saja penalti. PenaltyFC??? entahlah, mungkin ini balas jasa FA setelah tahun lalu cuma dapat satu penalti (itupun diakhir tahun waktu lawan stoke dan itupun kalah).
Penalty diambil oleh Gerrard sukses menaklukkan Guzan meskipun Guzan bergerak kearah yang benar. 2-1 dan Liverpool kembali comeback, keren banget gak brooo? udah lama banget gak comeback setelah dibobol duluan brooo #FutureIsBright

Melihat penampilan Carra semalam, saya jadi ragu apakah Rodgers mampu mencari penggantinya. Karena Mencari tipikal tukang blog dan yang jago duel didalam kotak penalti itu susah. Agger sangat lemah mengantisipasi umpan silang dan crossing crossing rendah, ini karena dia agak "kurang" dalam urusan memarking lawan di dalam kotak penalti. Peluang emas dari weimann adalah bukti kalau Agger kurang disiplin dalam menjaga lawan didalam kotak penalti, meskipun itu juga kesalahan dari Enrique yang membiarkan pemain sayap Villa untuk mendekat kedalam kotak penalti.



Apa saja hal penting dari pertandingan semalam? Rambut Sterling, yaaap rambut Sterling. Mungkin sterling sekarang udah jadi bintang iklan shampoo di Enggres sono.
Keep Calm an YNWA brooo, eh lupa We won it five time
#Yakin4Besar