Friday, August 29, 2014

Mitos Edisi Kedua

Pada awal musim 2013/2014 Liverpool mendatangkan Mamadou Sakho dari klub kaya raya asal kota mode, Paris Saint Germain dengan mahar 15 juta pound. Sakho pun menjadi marquee signing Brendan Rodgers pada bursa transfer musim panas tersebut setelah sebelumnya juga mendatangkan Iago (Corner) Aspas, Luis (bench) Alberto, Simon Mignolet, dan Tiago (loan) Ilori (mohon maaf untuk para pemain pinjaman dan free transfer tidak disebut karena keterbatan waktu dalam mengetik nama mereka). Sakho adalah seorang LCB kidal dan memiliki posisi yang sama dengan Daniel Agger yang merupakan bek terbaik Liverpool di musim sebelumnya. Spekulasi pun bermunculan tentang bagaimana cara memainkan Sakho dan Agger bersamaan karen jarang dijumpai ada duet bek tengah yang sama sama kidal. Pembelian Sakho yang merupakan LCB pun membingungkan karena sebenarnya Liverpool membutuhkan RCB untuk berduet dengan Agger pasca pensiunnya Carragher dan Skrtel yang tak pernah lagi mendapatkan tempat utama pasca laga melawan Oldham di FA Cup.

Musim 2013/2014 berjalan dan Sakho tak kunjung berduet dengan Daniel Agger di lini belakang Anfield Gank, bahkan malah Skrtel yang posisinya tak tergantikan sampai musim berakhir. Nasib Agger kini semakin tidak jelas dan Skrtel yang sekarang tenang tenang saja karena posisinya aman sebagai bek tengah andalan Brendan. Roda memang berputar dengan sangat cepat, jadi Sakho didatangkan bukan untuk berduet dengan Agger tapi untuk bersaing dan hasilnya sang marquee signing yang menjadi pilihan utama.

Transfer musim panas kali ini Liverpool menebus Dejan Lovren dari Southampton seharga 20 juta pound dan diharapkan bisa menambal lubang di lini pertahanan. Namun ternyata meskipun bukan kidal, Lovren adalah LCB sama seperti Sakho dan kembali mitos duet LCB menghantui. Bisakah dua LCB bermain bersamaan? Lantas bagaimana nasib Sakho? Hingga pekan ke dua belum sekalipun brendan memainkan Sakho, dua laga awal selalu duet Skrtel-Lovren yang menjadi pilihan utama Brendan. Sambil menunggu pekan pekan bergulir mari kita nantikan mitos edisi ke dua kali ini... YNWA

Tuesday, August 19, 2014

Problem Menentukan Duet Bek Tengah

Premier League musim 2013/2014 baru saja dimulai, kini penikmat sepakbola tanah Inggris kembali memiliki tontonan di akhir pekan setelah libur kurang lebih 3 bulan lamanya. Anggota "BIG FOUR" sukses mengamankan poin sempurna di partai pembuka kali ini untuk menunjukkan bahwa mereka siap bersaing untuk mengangkat trofi liga di akhir musim. Tentu saja saya tidak perlu menjelaskan secara spesifik siapa saja yang dimaksud dengan "BIG FOUR" karena tidak mungkin peringkat 14 disebut "BIG FOUR". AMIRITE?

Lupakan tentang BIG FOUR karena itu bukanlah topik pembahasan kali ini, yang menjadi topik kali ini adalah Martin Skrtel, bek tengah Liverpool yang musim lalu mendapatkan penghargaan sebagai Defender Terbaik versi whoscored. Terlepas dari layak atau tidaknya Skrtel mendapatkan penghargaan tersebut tentu saja hal tersebut bukan merupakan urusan saya karena whoscored punya formula dan standar sendiri dalam menilai pemain berdasarkan statistik dan bukan omong kosong di twitter apalagi kompilasi video di Youtube.

Martin Skrtel kembali menjadi pilihan utama Brendan Rodgers di musim ini, pada laga pembuka EPL minggu lalu bek asal Slovakia ini berduet dengan Dejan Lovren di jantung pertahanan Liverpool yang berarti Sakho harus rela menjadi benchwarmer pada laga kali ini. Disinilah saya secara pribadi agak heran dengan pilihan Rodgers, Skrtel berhasil membuat Mamadou Sakho (bek yang tampil luar biasa apik selama pergelaran World Cup 2014) hanya duduk manis di bangku cadangan. Berarti dapat di simpulkan bahwa bek 17 juta pound harus bersaing dengan bek 20 juta pound untuk memperebutkan satu tempat di sisi Skrtel.

Namun patut disadari bahwa meskipun "right footed" ternyata Dejan Lovren bukanlah RCB seperti Skrtel, dia lebih sering dimainkan sebagai LCB oleh Pocchetino musim lalu di Southampton. Dengan demikian berarti Lovren harus bersaing dengan Sakho untuk menjadi starting eleven, padahal saya berharap Sakho dan Lovren yang menjadi tembok pertahanan Liverpool. Rodgers tentu punya pertimbangan yang matang mengenai keputusan ini dan kita tahu bahwa mantan pelatih Swansea ini selalu punya cara untuk mengatasi masalah seperti ini. Musim lalu banyak yang ragu apakah Sturridge dan Suarez bisa bermain bersamaan dan Rodgers berhasil mengotak atik formasi untuk menyatukan mereka sehingga keduanya menjadi duet striker paling mematikan di Liga Inggris. Artinya jangan pernah ragu mengenai masalah Sakho dan Lovren ini, manager Liverpool pasti punya cara untuk menjadikan mereka sebagi duet bek terbaik seperti yang dilakukannya terhadap duet SAS musim lalu.

Sekarang pertanyaanya adalah apakah betul Skrtel tidak sebaik Sakho dan Lovren? Untuk laga pertama saya mencoba membuka whoscored dan squawka untuk mencari jawaban dari pertanyaan ini karena saya tidak paham mengenai cara bermain yang baik dan benar jadi saya hanya membuat kesimpulan berdasarkan dari statistik yang disediakan oleh kedua situs ini.
Yang pertama adalah berdasarkan whoscored, Skrtel mendapatkan rating 8.5 di laga melawan Southampton dan hanya Raheem Sterling yang ratingnya lebih baik di Liverpool (8.9), bahkan Skrtel menempati urutan ketujuh dari seluruh pemain EPL, berdasarkan rating whoscored Skrtel lebih baik dari Lovren (7.6).
Berikut ini adalah statistik lain perbandingan Lovren dan Skrtel.




 



Sedangkan menurut squawka bahkan Skrtel meraih skor tertinggi yaitu 67, lebih baik dari Sterling (60) dan Lovren (46). Memang statistik tidak bisa sepenuhnya dijadikan acuan dalam menentukan baik atau tidaknya pemain, tapi statistik juga tidak bisa berbohong (tidak seperti kompilasi video di youtube). Skrtel memenangi 7 dari 8 aerial duelnya yang menunjukkan bahwa sekiranya Skrtel masih tangguh untuk urusan duel udara meskipun belum berduel dengan striker striker raksasa.
Karena baru satu pertandingan tentu saja saya tidak bisa mengatakan apakah Skrtel lebih baik atau tidak dari Lovren dan Sakho, namun yang pasti Skrtel adalah salah satu pemain kunci Liverpool di sektor pertahanan musim lalu.