Saturday, October 25, 2014

IN RODGERS WE MUST TRUST !!!

Pada wawancara terakhirnya Rodgers dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan "defensive coach" untuk membenahi pertahanan Liverpool yang belakangan terus menjadi kritik akibat start kurang bagus musim ini. Pertahanan ala medioker seperti ketika menghadapi QPR ternyata tidak membuka mata Rodgers akan saran dari rekan rekan di twitter yang sempat mengajukan Carragher atau Hyppia sebagai pelatih defense. Dia berkeras mengatakan bahwa tidak membutuhkan pelatih defense dan menegaskan bahwa anak anak baru seperti Lallana, Balotelli, Markovic, dan pembelian lainnya masih belum menyatu dengan skema permainan Liverpool.

Kehilangan Suarez merongrong seluruh kekuatan Liverpool ditambah lagi dengan absennya Sturridge karena cedera semakin membuat daya gedor lini serang semakin tak bergigi. Bahkan saking tak bergiginya sampai sampai Caulker dan Dunn yang akhirnya memasukkan bola ke dalam gawangnya sendiri karena mungkin frustasi melihat serangan Liverpool tak sekalipun membahayakan gawang mereka. Kehilangan Suarez benar benar berdampak sistemik (meminjam istilah kasus Bank Century) terhadap kekuatan Liverpool, bukan hanya karena kehilangan tukang cetak gol dan assist tapi karena Suarez adalah garis pertahanan pertama yang bertugas melakukan pressing dan intimidasi kepada bek bek dan gelandang bertahan lawan sehingga tidak leluasa membangun serangan dari bawah. Bek lawan akan panik dan tidak leluasa memainkan bola ketika melihat Suarez mendekat karena jika kehilangan bola sama saja dengan bunuh diri. Pressure terhadap bek lawan lah yang musim ini tidak dimiliki oleh Liverpool, Balotelli jelas tidak mampu memberikan rasa takut karena dia adalah tipikal striker statis yang coverage nya tidak luas sehingga bek lawan akan dengan leluasa memainkan bola untuk membangun serangan.

Masalah pertahanan sendiri sudah terlihat sejak musim 2012/2013 di mana Liverpool kemasukan 47 gol, turun dari musim sebelumnya yang mana kemasukan 40 gol. Rodgers adalah pelatih yang memainkan taktik menyerang sehingga kebobolan sampai 50 gol musim lalu tertutupi oleh 101 gol yang berhasil disarangkan ke gawang musuh. Liverpool di era King Kenny hanya mampu memasukkan 47 gol, sedangkan Rodgers di musim pertamanya berhasil membuat Liverpool mencetak 71 gol. Peningkatan yang signifikan menunjukkan bahwa Rodgers membenahi Liverpool dimulai dari lini depan dan musim lalu kemampuan lini serang sudah tak diragukan lagi.

Di bursa transfer musim panas 2014 Liverpool melepas Suarez (pemain yang berkontribusi terhadap 40% gol tim) ke Barcelona sekaligus memecahkan rekor penjualan sebelumnya atas nama Fernando Torres. Disinilah cobaan itu dimulai, Rodgers harus bisa memaksimalkan dana hasil penjualan Suarez dan mendatangkan pemain pemain berkualitas lainnya yang bisa menambal lubang yang ditinggalkan Suarez (walaupun tidak mungkin). Berhubung tidak mungkin mendatangkan pengganti yang sepadan dengan Luis Suarez maka Liverpool pun berinvestasi dengan mendatangkan sejumlah pemain muda berbakat untuk mengisi slot lapangan tengah dan membeli sejumlah pemain bertahan.

Ternyata membeli pemain bertahan baru pun tidak bisa membuat pertahan Liverpool membaik, malah semakin terlihat seperti pertahanan tim tim yang baru promosi. Sistem pertahanan adalah masalah utama, bukan individu seperti Lovren, Manquillo, ataupun Moreno. Saya melihat baik SKrtel maupun Lovren hampir selalu memenangi aerial duel ketika ada longpass menuju area pertahanan, namun keduanya menjadi tak berdaya ketika menghadapi set pieces. Liverpool telah kebobolan 12 gol musim ini dan hanya sekali berhasil clean sheet yaitu ketika bertandang ke White Hart Lane.

Isu pertahanan membuat ROdgers gerah dan akhirnya meskipun baru saja dihajar Madrid 3 gol tanpa balas di Anfield dia melontarkan pernyataan bahwa Liverpool tidak membutuhkan pelatih defense (what a banter). Rodgers menegaskan bahwa Liverpool harus tetap menyerang dan atraktif, tidak memarkir pemain (walaupun saya tidak yakin Liverpool bisa memainkan strategi parkir bis) dan mementingkan hasil akhir. Keras kepalanya Rodgers membuat saya salut, dia tidak peduli dengan ocehan orang lain (termasuk carragher dan gary neville) dan tetap mempertahankan filosofi menyerangnya untuk membangun kembali kejayaan tim Merseyside Red (wait, what glory?).

Saya yakin Rodgers akan berhasil mengatasi persoalan lini serang Liverpool seiring dengan berjalannya waktu (tsaaahhh), masih ada 30 pertandingan tersisa dan sekarang LFC ada di peringkat 5 diatas Arsenal, Manchester United, dan Everton. Di saat Sturridge cedera dan tim masih belum padu Liverpool masih berada di peringkat 5, apalagi yang harus diragukan? Dengan kembalinya Sturridge serta semakin klopnya anak baru dengan filosofi Rodgers saya yakin Liverpool masih bisa finish di 4 besar EPL serta melangkah jauh di turnamen turnamen lainnya. Lagipula ROdgers telah berhasil melampaui target awal ketika ditunjuk sebagai pelatih yang mana target Rodgers pada saat itu adalah membawa Liverpool kembali ke UCL dalam waktu 3 tahun (sekarang tahun ketiga dan LFC sudah di UCL).

Saya memang tidak pernah berharap untuk cleansheet, karena cleansheet tanpa mencetak gol toh percuma. Bahkan jikapun Carragher dan Hyppia terlahir muda kembali saya tidak yakin mereka bisa mengatasi masalah di lini pertahanan karena memang sudah dari taktik Rodgersnya yang seperti itu. Masih ingat ketika dilatih King Kenny? LFC kesulitan mencetak gol meskipun pertahanan terbilang cukup tangguh dan hanya bisa finnish di tempat ke 8. Shit defense, great attack itulah yang saya harapkan dari anak asuh Brendan musim ini. Mari kita tunggu sampai dengan Desember apakah kemampuan mencetak gol Liverpool akan kembali atau malah mengulangi musim 2011/2012...

IN RODGERS WE MUST TRUST !!!