Sunday, April 20, 2014

Hey Liga Champions, Kami Datang Kembali

European Night


Awal musim lalu saya sempat melihat patch BoH beserta respectnya di salah satu akun yang menjual merchandise klub sepakbola dan saya melihat harganya lumayan mahal, tapi toh saya berpikir kayaknya belum perlu yang kayak begituan jadi saya acuhkan sajalah tweet tweet yang berhubungan dengan BOH dan Starball. Lagian saya juga bukan tipikal pengumpul jersey jersey seperti khalayak ramai di forum Redsarmy, jadi saya tidak terlalu tertarik menghias jersey dengan tempelan yang harganya hampir setara dengan harga jerseynya sendiri. Biarlah jersey Home musim ini menjadi polos adanya sebagai kenangan terhadap skor 1-0, 4-0, 5-1, 4-0, dan semoga saja berlanjut dengan pembantaian terhadap Chelsea minggu depan.

Tapi mendadak saja Patch Respect beserta BOH menjadi hal yang penting mulai musim depan, kenapa? Karena ternyata Liverpool sudah berhasil mengamankan spot langsung di babak penyisihan Grup untuk musim depan. Hingga pekan ke 35 The Reds sudah berhasil mengumpulkan 80 poin, dengan 3 laga tersisa secara matematis sudah tak mungkin bagi Arsenal yang berada di peringkat ke empat untuk bisa mengejar karena jumlah poin "Yaya Sanogo dan rekan rekannya " adalah 70. Permintaan akan BOH dan Respect dijamin akan meningkat karena sudah 4 tahun hanya bisa menghiasi jersey dengan patch BPL dan Europe League, saatnya membalaskan dendam kepada tim peringkat 7 yang sekarang mulai hobi mengungkit-ungkit sejarahnya.

Setelah memastikan diri lolos di babak penyisihan Grup tentu saja saya berharap om John W. Henry tidak segan segan mengeluarkan dana segar kepada Brendan agar bisa memperkuat dan memperdalam skuadnya agar bisa berkompetisi di ajang paling elit di benua biru tersebut. Dengan jadwal di Inggris yang begitu padat serta persaingan yang begitu ketat tentu saja Liverpool membutuhkan skuad yang lebih dalam agar tidak melempem dan malah gagal di semua kompetisi. Semua sektor harus di"upgrade" terutama fullback agar tidak terkejut ketika berhadapan dengan winger winger terbaik di tanah eropa, Liverpool tidak sedang berhadapan dengan Matt Jarvis, Stewart Downing, ataupun Ashley Young yang mungkin hanya membawa bola dipinggiran dan kemudian melepaskan crossing ke dalam kotak penalti, di UCL ada Reus, Robben, Ribery, Ronaldo, Bale, dan sejumlah winger top lainnya yang hobby menusuk ke dalam kotak penalti untuk mencetak gol dan bukan sekedar melepaskan umpan.

Apapun itu, yang jelas dengan berkompetisi di UCL maka pendapatan klub meningkat kemudian pemain dengan kualitas menengah ke atas pun pasti akan banyak yang tertarik bermain di Anfield musim depan. Tidak ada lagi joke joke basi di akun sejenis footy jokes yang membahas kiprah Liverpool di UCL musim musim sebelumnya. Bring that Big Ear to Anfield in May !!!

Sunday, April 6, 2014

8

Kapan terakhir Liverpool kehilangan poin penuh? Pertanyaan yang bagus dan saya dengan jumawa menjawab "maaf itu sudah terlalu lama, awal Februari lalu dan saya sudah tak begitu mengingat dan mungkin sudah lupa dengan rasanya seri" Baiklah, itu hanya joke basi untuk membalas slogan "not arrogant just better"nya tim sebelah yang sekarang sedang bersaing ketat dengan Tottenham untuk memperebutkan tempat ke enam. Tapi memang Liverpool terakhir kali kehilangan poin penuh pada awal Februari ketika bertandang ke WBA, ketika sedang leading 0-1 Kolo Toure dengan santainya memberikan bola kepada Anichebe yang kemudian langsung di konversinya menjadi gol. Tapi semenjak seri di The Hawthorns, The Reds tak terbendung dan meraih 8 kemenangan beruntun sampai saat ini (dan semoga saja malam ini menjadi yang ke sembilan).

Dari 8 kemenangan tersebut, Brendan Rodgers memakai formasi 4-3-3 dan formasi 4-1-2-1-2 masing masing sebanyak 4 kali. Di mulai dari formasi 4-3-3, formasi ini membunuh tim yang garis pertahanannya tinggi, silakan tanyakan kepada Arsenal, Tottenham, dan Southampton yang sudah merasakan kejamnya serangan balik Liverpool dengan formasi ini (formasi 4-3-3 baru digunakan di babak kedua setelah Raheem Sterling masuk menggantikan Coutinho). Dari 4 pertandingan yang menggunakan formasi 4-3-3, pemuncak klasemen EPL di hari Natal ini telah mencetak 16 gol dan kebobolan 6 gol. 7 gol dihasilkan oleh trio S dengan 4-3-3 dan 6 gol lahir dari para gelandang Liverpool yang berarti formasi ini tidak terlalu bergantung kepada ketajaman SAS di lini depan.

Formasi lain yang dipakai Rodgers adalah 4-1-2-1-2 dengan menempatkan Gerrard sebagai deep-playmaker di belakang dua CMF (Henderson dan Joe Allen), sementara Coutinho di tempatkan di belakang Suarez dan Sturridge. Formasi ini bergantung dari bagaimana kejeniusan Coutinho mengontrol permainan, jika Coutinho berhasil di matikan maka yang terjadi adalah seperti pada babak pertama ketika away ke St. Mary Stadium, permainan baru berubah total ketika Sterling masuk menggantikan Coutinho di babak ke dua. Statistik SAS di formasi ini adalah 7 gol dan 4 assist, artinya formasi ini berhasil mengakomodir duet maut EPL ini dengan baik.

Liverpool memperagakan permainan menyerang yang apik, dari 8 laga tersebut 30 gol telah dihasilkan entah itu dari titik putih ataupun own goal musuh. Meskipun demikian kebobolan liverpool pun agak sedikit mengkhawatirkan jika dilihat catatannya, untuk saat ini memang masih terlihat aman karena lini serang sedang tajam tajamnya. Dan malam ini Liverpool akan bertandang ke London Barat untuk bersua dengan Andy Carroll, Downing, dan Joe Cole kembali dan semoga saja bisa menjadi kemenangan yang ke sembilan secara beruntun.