Monday, April 22, 2013

Liverpool 2 vs 2 Chelsea


Rafa telah sukses menyelesaikan misinya musim ini, hasil seri 2-2 sudah cukup adil untuk pertandingan antara Liverpool vs Chelsea di Anfield. Saya tidak akan berbicara mengenai statistik pada pertandingan kali ini. Karena Liverpool masih selalu kesulitan untuk mengkonversi sebuah peluang untuk menjadi gol. Mungkin agak kurang seru kalau tidak melihat statisti, baiklah ini adalah statistik dari whoscored.


Intinya tetap saja shot selalu lebih banyak dari tim lain, hanya saja "heng"nya selalu belum dapat.

Rodgers menggunakan formasi 4-2-3-1 seperti pada pertandingan sebelumnya, hanya saja kali ini Downing yang menjadi starting sementara Sturridge nongkrong di bench bareng Skrtel dan yang lainnya.
Permainan ball possession pada babak pertama terlihat kurang berkembang, karena Hendo harus bertarung melawan Mikel dan Ramires sementara Gerrard dan Lucas harus berjuang meredam trio MAHO (Mata Hazard Oscar) yang punya kecepatan serta dribble bola diatas rata rata. Agger dan Carra sukses mengawal si "Pahlawan Bertopeng" dengan baik, sehingga tidak ada peluang berarti yang diciptakan.
Hendo terlihat sangat nyaman menjadi gelandang Box to Box pada malam itu, dia terlihat leluasa menjelajah lapangan tengah meskipun kadang kadang passingnya agak kurang masuk akal.
Gol pertama sama seperti di Stamford Bridge, melalui skema corner kick dari Juan Mata, Oscar berhasil menyundul bola setelah Carra kalah berduel dengannya.

Setelah masuknya Sturridge pada babak ke dua, Liverpool terlihat lebih kreatif di lini depan. Karena Suarez tidak perlu harus maruk sendirian setelah mendapatkan tandem yang sama maruknya.
Sturridge memang pencetak gol pertama dan yang memberikan umpan adalah Suarez, tapi ada hal yang lebih penting. Karena gol itu berawal dari longpass "The number one and Only One Jamie Carragher"....okesip
Saya tidak akan membahas bagaimana proses gol kedua Chelsea serta insiden gigitan Suarez kepada Ivanovic, toh seisi temlen saya sudah penuh dengan hal tersebut.

Terlepas dari penyebab penalti dan insidennya dengan Ivanovic, Suarez adalah MoTM menurut saya. Satu assist dan satu gol, meskipun Sturridge berhasil merubah total permainan sejak masuk di babak kedua. Tapi Suarez berhasil menaklukkan defender Chelsea, terbukti dia tercatat melepaskan 6 tembakan dan 5 diantaranya adalah on target (saya harus segera menaikkan shot accuracy-nya di PES).
Meskipun berkali kali terlihat terpeleset, Suarez tidak pernah kapok untuk mengerjai bek bek chelsea. Pemain kelas dunia!!!

Dengan komposisi pemain yang masih belum sesuai keinginannya, saya masih bingung terhadap taktik Rodgers. Ball possession ketika melawan Chelsea agak membingungkan, karena serangan Liverpool banyak di bangun lewat sektor Glenjo (yaitu sebelah kanan). Hal ini mungkin agak dimaklumi karena lini tengah begitu dikuasai Maho dan duet Mikel-ramires, sementara dengan absennya Ashley Cole otomatis Bertrand akan lebih mudah untuk dibully dan dua gol Liverpool berawal dari sektor ini.
Menurut whoscored, serangan yang berawal dari tengah hanya 29% sementara dari sisi kanan 41% dan sisi kiri 30%, tapi Liverpool berhasil menguasai ball possession. Bingung juga sih, maklum saya taunya cuma taktik 3-4-3 saja :)))

Chelsea bermain sangat efektif, menyerang seperlunya saja tapi akan sangat membahayakan. Bahkan shotnya hanya separuh dari total shot Liverpool, tapi mereka berhasil menahan imbang (bahkan nyaris menang) Liverpool.

Keputusan pergantian pemain Rodgers terlihat sangat brilian, Sturridge berhasil merubah permainan Liverpool. Sementara Jonjo yang masuk menit 80 (meskipun cuma butuh waktu dua menit untuk mendapatkan kartu kuning) nyaris mencetak gol andai saja shotnya tidak tipis melebar . Saya sangat menyukai gaya bermain Shelvey, tipikal gelandang kasar yang tidak takut terhadap siapapun (termasuk Sir Alex).
Semoga dengan begini, Rodgers bisa menemukan cara mengoptimalkan Jonjo dengan sebaik mungkin. Dia memiliki stamina dan mobilitas yang buruk, memasukkannya pada babak kedua adalah cara terbaik agar dia bisa optimal.

Seri dan masih tetap dibawah Everton, tinggal bagaimana mengoptimalkan laga disisa musim ini. Masa iya dua musim berturut-turut mau di bawah Everton.
Come on you REDSMEN !!!

No comments:

Post a Comment