Tuesday, March 12, 2013

Liverpool 3 vs 2 Tottenham

Ada hal yang unik pada saat nobar BIGREDS PONTIANAK match Liverpool vs Tottenham di Cafe Ozone. Ketika menyanyikan lagu You'll Never Walk Alone di saat injury time, terdengar samar samar puisi dari salah satu sepuh kami yaitu Bang Konda. Entah ada hubungan atau tidak, yang jelas malam itu Liverpool sukses comeback dan menaklukkan Gareth Bale FC dengan skor 3-2 setelah lima pertemuan sebelumnya Liverpool tidak pernah menang. Mungkinkah puisi bang Konda merubah jalan pertandingan? Tidak ada yang tahu, karena hanya FA yang berhak untuk menyelidiki hal tersebut.

Setelah dua pertandingan terakhir EPL berasa menjadi fans Barcelona (karena menang mutlak dengan skor besar), akhirnya ketika pertandingan melawan Tottenham jantung para kopites kembali diuji kekuatannya. Sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Suarez pada menit 21, Jan Vertonghen mendadak berubah menjadi pembunuh berdarah dingin lewat dua golnya. Sebelum akhirnya "JESUS Right Wings" berhasil menyamakan kedudukan setelah memanfaatkan blunder lini belakang Spurs. Dan penalty dari Sang Kapten memastikan Liverpool meraih kemenangan pertama atas tim yang peringkatnya diatas pada musim ini.

Ada hal yang agak berbeda di dua pertandingan terakhir, Rodgers sudah tidak keras kepala lagi ngotot harus memenangkan ball possession. Dan hasilnya Liverpool selalu kalah ball possession tapi berhasil mengamankan tiga angka. Ketika pertandingan melawan Spurs terlihat Enrique dan Glenjo sering melepaskan longpass kedepan. Dan gol pertama Liverpool berawal dari longpass Glenjo ke Coutinho, kemudian kerjasama keduanya diakhiri dengan through pass Enrique ke SUarez dan gol! Apakah ROdgers sudah merubah taktiknya, atau ini hanya sementara karena dia belum mendapatkan pemain yang sesuai dengan taktiknya? Kita nantikan saja kelanjutannya.

Pada pertandingan kali ini Rodgers menggunakan formasi yang sama saat melawan Swansea, dengan menempatkan Gerrard sejajar dengan Lucas kemudian Coutinho bermain sebagai LMF, Downing RMF, Suarez AMF, dan Sturridge sebagai ujung tombak. Hasilnya Liverpool bermain menyerang sejak awal dan sukses menekan Spurs sampai gol Suarez tercipta. Tapi setelah gol Suarez, mendadak Spurs mainnya nyerang terus. Semacam orang yang habis diputusin gitu. Dan Liverpool beruntung dua kali shot Bale off target, mungkin dia nervous karena ada Downing main juga. Bermain dengan formasi ini sebenarnya sangat riskan, karena hanya dua gelandang tengah murni otomatis tugas Lucas menjadi sangat berat. Peluang terbaik yang dimiliki oleh Sigurdsson pada menit ke 37 berawal dari Lucas yang terlalu maju untuk intercept, ini dikarenakan tidak ada CMF yang bertugas untuk melakukan pressing sehingga Lucas harus maju. Tapi ketika Lucas dilewati, pertahanan langsung kocar kacir dan untung saja Sigurdsson finishingnya masih dibawah Steawrt Downing, jadi plessingnya masih melebar (bayangkan jika itu Adebayor atau Defoe).

Dua gol Vertonghen bukanlah kesalahan lini belakang, memang dasar Vertonghen yang sakti (ini bukan karena saya adalah Front Pembela Carrager). Gol pertama berawal dari crossing Bale dan posisi di dalam kotak penalti adalah 5 vs 4, hanya ada Agger, Carra, Lucas, dan Glenjo. Sedangkan pemain Spurs ada 5 dengan duo bek raksasanya Dawson dan Vertonghen yang memang jago duel udara. Dengan adanya dua bek ini, tentu saja para pemain kesulitan untuk memarking.
Sedangkan gol kedua juga bukan kesalahan defender, Agger sudah menutup ruang tembak Vertonghen dengan benar. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mungkin seorang bek tengah mengganti posisi kaki dengan cepat dan kemudian melepaskan bola tepat di pojok gawang Brad Jones? Kalau itu Adebayor ataupun Defoe mungkin masih masuk akal, tapi ini adalah bek tengah yang baru saja bergabung musim ini. Tampaknya kalau di plot untuk menggantikan Agger, Vertonghen adalah orang yang tepat (sambil membayangkan Vertonghen berduet dengan Ashley William musim depan).

Keputusan Rodgers memasukkan Allen tepat, karena dengan demikian Lucas bisa menjaga kedalaman karena ada Allen yang bertugas membayangi Dembele. Mungkin banyak yang bilang dua gol Liverpool adalah faktor keberuntungan, dan kalau memang iya itu tidak menjadi masalah. Liverpool sudah tidak merasakan keberuntungan sejak jaman King Kenny sebagai pelatih (terutama Stewart Downing). Tuhan maha adil, akhirnya Downing berhasil mencetak gol dengan menceploskan bola di antara kaki Vertonghen dan dia adalah sang MOTM #RESPECT
Masalah penalty itu benar atau tidak saya tidak akan membahasnya, yang penting Gerrard berhasil melewati gol Michael Owen pada malam itu dan menambah jumlah OGOT menjadi 3 ribu.

Masalah peringkat juga jangan dibahas sekarang, sebaiknya dibahas setelah pekan ke 38 saja. YNWA

No comments:

Post a Comment