Saturday, May 24, 2014

Season Review : Luis Suarez just can't get enough

Suarez harus melewatkan lima laga awal EPL bersama Liverpool akibat skorsing yang dijatuhkan FA setelah tertangkap basah menggigit Ivanovic dan seluruh pendukung Liverpool harap harap cemas menantikan comebacknya, apalagi Liverpool "hanya" mampu mencetak 5 gol di laga awal dimana 4 diantaranya di cetak oleh Daniel Sturridge. Liverpool jelas sangat membutuhkan Suarez terlepas dari isu transfernya ke Arsenal yang bahkan om John W.Henry sampai ikut ngetweet tentang rumor transfernya pada saat itu.

Debut Suarez di EPL musim ini adalah pada saat Liverpool bertandang ke Stadium of Light dan dia sukses mencetak dua gol yang khusus dipersembahkannya untuk putranya Benjamin yang baru lahir beberapa hari sebelumnya. Setelah itu Suarez terus berkontribusi untuk gol Liverpool entah itu lewat assist atau lewat gol langsung, puncaknya tentu saja ketika dia meluluhlantakkan John Ruddy lewat 4 gol dan 1 assist yang lantas membuatnya memecahkan sejumlah rekor.

Pada akhirnya Suarez memang gagal membawa Liverpool untuk menjuarai Liga meskipun dirinya menjadi top skor dengan 31 gol dan juga menjadikannya sebagai pemain tersubur di Eropa bersama Cristiano Ronaldo, namun kerja keras dia dan rekan setimnya telah berhasil mengejutkan publik dan jika masih berseragam Liverpool musim depan maka Suarez akan merasakan atmosfer European Night di Anfield yang sangat terkenal itu.

Rodgers berhasil mengubah Suarez menjadi lebih ganas di depan gawang namun tidak pernah "nakal" lagi di lapangan sehingga dia berhasil melewati 33 laga di EPL musim ini tanpa ada skorsing sedikitpun. Suarez tak hanya menjadi pencetak gol, tapi juga memberikan sejumlah assist kepada rekan rekannya (catatan 12 assist untuk seorang penyerang tentu saja catatan yang luar biasa). Suarez kini sudah percaya kepada Sterling, tidak seperti musim lalu di mana dia akan terus menggocek bola di lapangan meski ada rekannya yang sudah berada di posisi bebas meskipun sebenarnya harus dimaklumi karena kedua rekannya adalah Stewart Downing yang kita sendiri tahu kualitas finishingnya seperti apa sementara Sterling belum seperti sekarang.

Tangisan Suarez di laga melawan Crystal Palace menunjukkan bahwa dia sangat merasa kecewa karena gagal membawa Liverpool menjuarai Liga, kecintaannya terhadap Liverpool sudah tidak perlu diragukan lagi meskipun kadang kadang statementnya ketika pulang ke Uruguay sering membuat gempar twitter. Terlepas dari wawancara yang sering menuai kontroversi saya percaya Luis sangat mencintai Liverpool, pertanyaan pertanyaan menjebak dari wartawan lah yang sering membuat suasana menjadi keruh. Hal tersebut tentu saja harus kita maklumi, media perlu drama untuk menaikkan berita mereka jadi semuanya tergantung kita yang menilai pemain itu sendiri bukan hanya bergantung dari akun akun berita yang terpercaya ataupun tak terpercaya sama sekali.

Jikapun nanti Suarez pindah saya tidak akan kecewa, bagi saya perjuangannya untuk membawa Liverpool kembali ke Liga Champions sudah menjadi bukti bahwa dia tidak pernah berpura pura mencintai klub ini. Ayah Delfina telah masuk ke dalam deretan striker terbaik yang pernah membela The Reds bahkan sampai Fowler mengatakan bahwa Suarez membuat striker Liverpool sebelumnya terlihat average karena skill yang dimiliki dan gol gol yang di cetak olehnya.

Suarez mendapatkan penghargaan PFA Player of The Year di penghujung musim karena FA akhirnya tidak punya alasan untuk tidak mengakui kehebatannya, 31 gol dan 12 assist sudah menjadi bukti sahih betapa "sakti"nya peforma Suarez musim ini di kancah Liga Inggris. Dengan raihan seperti itu wajar jika kemudian Suarez menjadi incaran sejumlah klub kaya raya. Kini tinggal bagaimana cara Liverpool agar Suarez bisa bertahan karena Liverpool juga punya nila tawar yang sama yaitu Main di Liga Champions.

No comments:

Post a Comment