Wednesday, February 20, 2013

Liverpool 5 vs 0 Swansea


Setelah terbengkalai sekian lama, akhirnya saya mencoba kembali iseng iseng menulis di blog tercinta ini. Sebenarnya momen saya comeback menulis agak kurang pas, karena Liverpool baru saja menang 5-0 melawan Swansea B. Jadi kesannya seolah olah setelah menang baru mau posting tentang Liverpool, dasar karbitan.

Saya tidak akan membahas masalah peringkat 4, karena itu urusannya Brendan Rangers dan anak buahnya. Cuma pengen membahas masalah permainan “SSB Bango” (kata temen seperjuangan di BIGREDS Pontianak). Saya juga tidak membahas masalah hastag #SayaMuak yang sempat menghebohkan jagad pertwitteran beberapa hari lalu. Biarkan para hardline berkreasi, kita sebagai orang kampung ya cuma bisa scroll temlen saja.

Datang ke markas ICI Pontianak (karena homebase kami lagi ada sedikit masalah, jadi kami meminjam Markas Interisti Pontianak) dengan jersey nameset Carragher hasil surfing di kaskus, saya tidak pernah menduga Liverpool sukses menaklukkan Swansea yang terkenal dijuluki “baju mirip Real Madrid, tapi gaya bermainnya mirip Barcelona” dengan skor telak 5-0. Tapi setelah melihat line up dari Swansea dan permainan ciamik Steven Gerrard dkk. (tsaaahhh, berasa jurnalis Tribun), saya merasa skor tersebut adalah hal yang wajar dan bahkan harusnya bisa mencetak gol lebih banyak.

Liverpool menggunakan formasi 4-2-3-1, berikut adalah starting line up : Reina, Enrique, Agger, Carragher, Johnson, Lucas, Gerrard, Coutinho, Suarez, Downing, Sturridge. Countinho ditempatkan disisi kiri, Downing di kanan, Suarez dan Sturridge di tengah depan. 



Liverpool langsung menggebrak sejak awal, bahkan Coutinho sudah melepaskan tembakan di menit kedua meskipun berhasil di blok pemain bertahan Swansea. 30 menit pertama Liverpool terus menggempur pertahan Swansea, tercatat suarez sudah melakukan 4 kali tembakan. Sebelum akhirnya aksi teaterikal Suarez di dalam kotak penalty pada menit 33 berhasil membuat Howard Webb menghadiahi penalty ke tiga untuk Liverpool musim ini di EPL serta hadiah kedua dari Howard Webb. Seketika itu juga akun akun lucu bola di twitter langsung mengklaim bahwa Howard Webb sudah resmi bergabung dari EMYU ke Liverpool. Steven Gerrard yang menjadi penendang penalti pun sukses menaklukkan Vorm, sekaligus menebus kegagalannya ketika melawan WBA. Sampai babak pertama berakhir skor masih tetap 1-0.

Selebrasi Gerrard yang "biasa saja"


Babak kedua baru mulai beberapa detik, Coutinho sukses membobol gawang Vorm setelah menerima assist dari Suarez. Seketika itu juga mental Swansea B semakin down dan hasilnya mereka kebobolan dua gol lagi lewat gol “tiki taka” Enrique dan satu gol dari Suarez. Sebelum akhirnya Webb melengkapi peforma ciamiknya dengan menghadiahi satu penalty lagi setelah Routledge melakukan handsball di dalam kotak penalty dan Sturridge dengan tenang berhasil mengubah skor menjadi 5-0.

Kemenangan 5-0 berhasil membuat Liverpool naik ke peringkat 7 untuk sementara, tapi saya tidak akan berbicara zona Liga Champions. Menang melawan tim B, dimana tim A nya akan main di final Piala Liga minggu ini tentu belum merupakan jaminan kalau Liverpool bisa terus konsisten disisa musim ini. Michu dan kawan kawan sedang bersiap siap ngangkat Piala JON, jangan terlalu sesumbar 4 besar. Lihatlah line up Swansea, backfournya cuma Davies yang merupakan reguler starting. Laudrup mengistirahatkan Chico dan Ashley Williams (yang katanya bakalan diplot untuk menggantikan Carragher) demi menjaga kebugaran di final Piala Liga. Tidak ada Ki Sung-Yueng, Michu, dan Dyer di line up, jadi jelas wajar kalau serangan Swansea malam itu  benar benar tak bertaji.

Meskipun melawan tim lapis kedua, peforma punggawa Liverpool patut mendapat apresiasi tinggi. Statistik mencatatkan Liverpool melepaskan 35 shots (10 on goal) dan 5 menjadi gol termasuk dua penalty. Melihat jumlah shot harusnya Liverpool bisa mencetak gol lebih banyak, hal ini menunjukkan kalau finishingnya belum mapan. Sturridge melepaskan 8 shots (4 on target) dan golnya pun tercipta dari penalty, jadi jelas bahwa Sturridge finishingnya masih kurang.

Pemain sudah melakukan tugas dengan baik dan sesuai dengan titah sang Manager. Lini belakang bermain standar atau karena memang serangan dari Swansea memang terkesan apa adanya. Daniel Agger melakukan 2 tackling, 2 interceptions, dan 2 clearence. Untuk perihal shots blocked, ya gimana mau ngeblock wong Swansea ngeshotnya cuma 3 kali  -____- Dan yang paling spesial dari match semalam bagi saya adalah dipasangnya Jamie “Number One” Carragher, dan clearence nya di awal laga setelah kesalahan Daniel Agger menunjukkan bahwa dia tidak setua yang dibayangkan. Carragher melepaskan 9 longball dan semuanya akurat, naluri kick and rushnya memang tak pernah hilang and that’s why we all dream of a team of him. Dua full back tampil menggila, termasuk Mr. Jajaja yang berhasil mencetak gol lewat open play yang luar biasa kerennya. Glenjo pun tampil apik disektor kanan, bekerjasama dengan Stewie Downing.


Di sektor tengah, Lucas Leiva terlihat sudah kembali ke peform terbaiknya dengan sukses melakukan 5 interceptions. Total passes Lucas 58 dengan tingkat akurasi 90%, hanya Steven Gerrard yang total passesnya melebihi Lucas pada malam itu. 

Bagaimana dengan sang kapten? Luar biasa dan kita tau kenapa Rodgers tidak bisa membangkucadangkan dia. Gerrard melepaskan 78 passes dengan akurasi 92%, 6 crosses dan 17 longball. Bermain dengan semangat yang luar biasa dan berhasil menguasai lapangan tengah, dan yang paling saya suka tentu saja longpass nya yang super yahud. Berhasil mencetak gol lewat penalty dan memberikan penalty kedua kepada Sturridge, mungkin Gerrard tidak ingin melewati rekor gol Owen di saat sang “scumbag” datang ke anfield. Menurut statistik Gerrard melepaskan 5 shots(1 on target) dan mencatatkan 4 key passes, tentu saja ini sudah cukup menunjukkan bagaimana tingkat influence Gerrard untuk Liverpool. He was made for Liverpool and Liverpool made for him (grammarnya bener gak?)

Lanjut ke kuartet di depan yaitu Coutinho, Downing, Suarez, dan Sturridge. Coutinho memulai debutnya sebagai starter di EPL dengan sempurna, berhasil mencetak satu gol pada awal babak kedua setelah menerima umpan “super sakti” dari Suarez. Meskipun sebenarnya permainannya belum terlalu meledak ledak dan kita tentu saja maklum, baru saja bergabung di Liga “terbaik dunia” dan masih berumur 20 tahun. Tapi melihat cut inside dan short passnya, saya yakin kalau dia benar benar cocok dengan skema om Brendan. Tinggal menunggu progressnya kedepan, apakah #FutureIsBright seperti hestek dari akun akun garis keras dan garis lembut?

Si kribo mencetak goal pertamanya untuk LFC


Bagaimana dengan Downing? Downing just do the Downing, he never change. Bawa bola di kanan, cut inside dan shot. Hasilnya dari 4 shots tidak ada satupun yang on target dan kita semua tidak heran, kalau shotsnya on target tentu saja dia tidak mungkin cuma mencetak 1 gol di EPL musim ini. Tapi yang pasti Downing mencatatkan 3 key passes dan satu assist untuk gol Suarez, tidak terlalu buruk untuk seorang Downing. Tapi saya tetap penggemar Downing #teamDowning

Bagaimana dengan duet maruk di depan? Jawabannya adalah luar biasa, Sturridge benar benar membuat Suarez jadi lebih leluasa mengobok obok pertahanan lawan karena konsentrasi bek Swansea terpecah ditambah lagi yang main bukan Ashley Williams dan Chico sehingga Vorm pun harus pontang panting berjibaku menyelamatkan gawangnya. Suarez tercatat melepaskan 6 shots (2 on target) dan menghasilkan 8 key passes, belum lagi gol ciamik setelah mengecoh dua pemain dan satu assist untuk Coutinho. FIX, Suarez lah Man of The Match pada partai melawan Swansea.

He scores when he wants


Sturridge sendiri terlihat seperti bukan pemain Inggris malam itu, skill olah bolanya benar benar menjanjikan. Hanya saja skillnya belum di imbangi dengan kemampuan finishing yang baik, tercatat Sturridge melepaskan 8 shots (4 on target) termasuk satu kali membentur tiang, tapi gol yang dicetak melalui titik putih. Jadi terlihat jelas bahwa “heng” mencetak gol Sturridge masih belum mumpuni. Tapi bagaimanapin juga assistnya untuk gol Enrique menunjukkan bahwa dia tidaklah semaruk yang kita bayangkan.

He dance when he wants


Rodgers memasukkan Henderson untuk menggantikan Coutinho dan tampil cukup memuaskan menurut saya. Dua kali umpannya kepada Sturridge hampir membuahkan gol, dan tentu saja kita percaya kalau Hendo merupakan salah satu pemain masa depan Liverpool #FutureIsBright

Dua pemain lain yang masuk adalah Allen menggantikan Lucas dan Borini menggantikan Suarez. Kita tentu tau Allen merupakan pemain favorit Om Brendan, tentu saja dia dimainkan mengingat sudah unggul cukup jauh. Allen sendiri tampil seperti biasa dengan mengandalkan umpan umpan pendeknya, tanpa key pass, tanpa shot, tanpa terobosan. Bencana malah menimpa Fabio Borini, baru sebentar main dia sudah mengalami cedera bahu setelah jatuh berbenturan dengan pemain lawan. Bahkan menurut berita di twitter, Borini harus absen sampai akhir musim. GWS Fabio, You’ll Never Walk Alone.

Pantaskah kita membicarakan 4 besar setelah kemenangan 5-0 ini? Semuanya terserah kita, hanya saja peluang itu sangat sulit karena masih ada 3 tim diatas Liverpool dan mereka cukup konsisten belakangan ini. Daripada sibuk membahas 4 besar, lebih baik berkonsentrasi melawan Zenit di Europe League.

No comments:

Post a Comment