Setelah terbengkalai sekian lama,
akhirnya saya mencoba kembali iseng iseng menulis di blog tercinta ini.
Sebenarnya momen saya comeback menulis agak kurang pas, karena Liverpool baru
saja menang 5-0 melawan Swansea B. Jadi kesannya seolah olah setelah menang
baru mau posting tentang Liverpool, dasar karbitan.
Saya tidak akan membahas masalah
peringkat 4, karena itu urusannya Brendan Rangers dan anak buahnya. Cuma pengen
membahas masalah permainan “SSB Bango” (kata temen seperjuangan di BIGREDS
Pontianak). Saya juga tidak membahas masalah hastag #SayaMuak yang sempat
menghebohkan jagad pertwitteran beberapa hari lalu. Biarkan para hardline
berkreasi, kita sebagai orang kampung ya cuma bisa scroll temlen saja.
Datang ke markas ICI Pontianak
(karena homebase kami lagi ada sedikit masalah, jadi kami meminjam Markas
Interisti Pontianak) dengan jersey nameset Carragher hasil surfing di kaskus,
saya tidak pernah menduga Liverpool sukses menaklukkan Swansea yang terkenal
dijuluki “baju mirip Real Madrid, tapi gaya bermainnya mirip Barcelona” dengan
skor telak 5-0. Tapi setelah melihat line up dari Swansea dan permainan ciamik
Steven Gerrard dkk. (tsaaahhh, berasa jurnalis Tribun), saya merasa skor
tersebut adalah hal yang wajar dan bahkan harusnya bisa mencetak gol lebih
banyak.
Liverpool menggunakan formasi
4-2-3-1, berikut adalah starting line up : Reina, Enrique, Agger, Carragher,
Johnson, Lucas, Gerrard, Coutinho, Suarez, Downing, Sturridge. Countinho
ditempatkan disisi kiri, Downing di kanan, Suarez dan Sturridge di tengah
depan.
Liverpool langsung menggebrak
sejak awal, bahkan Coutinho sudah melepaskan tembakan di menit kedua meskipun
berhasil di blok pemain bertahan Swansea. 30 menit pertama Liverpool terus
menggempur pertahan Swansea, tercatat suarez sudah melakukan 4 kali tembakan.
Sebelum akhirnya aksi teaterikal Suarez di dalam kotak penalty pada menit 33
berhasil membuat Howard Webb menghadiahi penalty ke tiga untuk Liverpool musim
ini di EPL serta hadiah kedua dari Howard Webb. Seketika itu juga akun akun
lucu bola di twitter langsung mengklaim bahwa Howard Webb sudah resmi bergabung
dari EMYU ke Liverpool. Steven Gerrard yang menjadi penendang penalti pun
sukses menaklukkan Vorm, sekaligus menebus kegagalannya ketika melawan WBA.
Sampai babak pertama berakhir skor masih tetap 1-0.
Selebrasi Gerrard yang "biasa saja" |
Babak kedua baru mulai beberapa
detik, Coutinho sukses membobol gawang Vorm setelah menerima assist dari
Suarez. Seketika itu juga mental Swansea B semakin down dan hasilnya mereka
kebobolan dua gol lagi lewat gol “tiki taka” Enrique dan satu gol dari Suarez.
Sebelum akhirnya Webb melengkapi peforma ciamiknya dengan menghadiahi satu
penalty lagi setelah Routledge melakukan handsball di dalam kotak penalty dan
Sturridge dengan tenang berhasil mengubah skor menjadi 5-0.
Kemenangan 5-0 berhasil membuat
Liverpool naik ke peringkat 7 untuk sementara, tapi saya tidak akan berbicara
zona Liga Champions. Menang melawan tim B, dimana tim A nya akan main di final
Piala Liga minggu ini tentu belum merupakan jaminan kalau Liverpool bisa terus
konsisten disisa musim ini. Michu dan kawan kawan sedang bersiap siap ngangkat
Piala JON, jangan terlalu sesumbar 4 besar. Lihatlah line up Swansea,
backfournya cuma Davies yang merupakan reguler starting. Laudrup
mengistirahatkan Chico dan Ashley Williams (yang katanya bakalan diplot untuk
menggantikan Carragher) demi menjaga kebugaran di final Piala Liga. Tidak ada
Ki Sung-Yueng, Michu, dan Dyer di line up, jadi jelas wajar kalau serangan
Swansea malam itu benar benar tak
bertaji.
Meskipun melawan tim lapis kedua,
peforma punggawa Liverpool patut mendapat apresiasi tinggi. Statistik
mencatatkan Liverpool melepaskan 35 shots (10 on goal) dan 5 menjadi gol
termasuk dua penalty. Melihat jumlah shot harusnya Liverpool bisa mencetak gol
lebih banyak, hal ini menunjukkan kalau finishingnya belum mapan. Sturridge
melepaskan 8 shots (4 on target) dan golnya pun tercipta dari penalty, jadi
jelas bahwa Sturridge finishingnya masih kurang.
Pemain sudah melakukan tugas
dengan baik dan sesuai dengan titah sang Manager. Lini belakang bermain standar
atau karena memang serangan dari Swansea memang terkesan apa adanya. Daniel
Agger melakukan 2 tackling, 2 interceptions, dan 2 clearence. Untuk perihal
shots blocked, ya gimana mau ngeblock wong Swansea ngeshotnya cuma 3 kali -____- Dan yang paling spesial dari match
semalam bagi saya adalah dipasangnya Jamie “Number One” Carragher, dan
clearence nya di awal laga setelah kesalahan Daniel Agger menunjukkan bahwa dia
tidak setua yang dibayangkan. Carragher melepaskan 9 longball dan semuanya
akurat, naluri kick and rushnya memang tak pernah hilang and that’s why we all
dream of a team of him. Dua full back tampil menggila, termasuk Mr. Jajaja yang
berhasil mencetak gol lewat open play yang luar biasa kerennya. Glenjo pun
tampil apik disektor kanan, bekerjasama dengan Stewie Downing.
Di sektor tengah, Lucas Leiva
terlihat sudah kembali ke peform terbaiknya dengan sukses melakukan 5
interceptions. Total passes Lucas 58 dengan tingkat akurasi 90%, hanya Steven
Gerrard yang total passesnya melebihi Lucas pada malam itu.
Bagaimana dengan sang kapten?
Luar biasa dan kita tau kenapa Rodgers tidak bisa membangkucadangkan dia.
Gerrard melepaskan 78 passes dengan akurasi 92%, 6 crosses dan 17 longball.
Bermain dengan semangat yang luar biasa dan berhasil menguasai lapangan tengah,
dan yang paling saya suka tentu saja longpass nya yang super yahud. Berhasil
mencetak gol lewat penalty dan memberikan penalty kedua kepada Sturridge,
mungkin Gerrard tidak ingin melewati rekor gol Owen di saat sang “scumbag”
datang ke anfield. Menurut statistik Gerrard melepaskan 5 shots(1 on target)
dan mencatatkan 4 key passes, tentu saja ini sudah cukup menunjukkan bagaimana
tingkat influence Gerrard untuk Liverpool. He was made for Liverpool and
Liverpool made for him (grammarnya bener gak?)
Lanjut ke kuartet di depan yaitu
Coutinho, Downing, Suarez, dan Sturridge. Coutinho memulai debutnya sebagai
starter di EPL dengan sempurna, berhasil mencetak satu gol pada awal babak
kedua setelah menerima umpan “super sakti” dari Suarez. Meskipun sebenarnya
permainannya belum terlalu meledak ledak dan kita tentu saja maklum, baru saja
bergabung di Liga “terbaik dunia” dan masih berumur 20 tahun. Tapi melihat cut
inside dan short passnya, saya yakin kalau dia benar benar cocok dengan skema
om Brendan. Tinggal menunggu progressnya kedepan, apakah #FutureIsBright
seperti hestek dari akun akun garis keras dan garis lembut?
Si kribo mencetak goal pertamanya untuk LFC |
Bagaimana dengan Downing? Downing
just do the Downing, he never change. Bawa bola di kanan, cut inside dan shot.
Hasilnya dari 4 shots tidak ada satupun yang on target dan kita semua tidak
heran, kalau shotsnya on target tentu saja dia tidak mungkin cuma mencetak 1
gol di EPL musim ini. Tapi yang pasti Downing mencatatkan 3 key passes dan satu
assist untuk gol Suarez, tidak terlalu buruk untuk seorang Downing. Tapi saya
tetap penggemar Downing #teamDowning
Bagaimana dengan duet maruk di
depan? Jawabannya adalah luar biasa, Sturridge benar benar membuat Suarez jadi
lebih leluasa mengobok obok pertahanan lawan karena konsentrasi bek Swansea
terpecah ditambah lagi yang main bukan Ashley Williams dan Chico sehingga Vorm
pun harus pontang panting berjibaku menyelamatkan gawangnya. Suarez tercatat
melepaskan 6 shots (2 on target) dan menghasilkan 8 key passes, belum lagi gol
ciamik setelah mengecoh dua pemain dan satu assist untuk Coutinho. FIX, Suarez
lah Man of The Match pada partai melawan Swansea.
He scores when he wants |
Sturridge sendiri terlihat
seperti bukan pemain Inggris malam itu, skill olah bolanya benar benar
menjanjikan. Hanya saja skillnya belum di imbangi dengan kemampuan finishing
yang baik, tercatat Sturridge melepaskan 8 shots (4 on target) termasuk satu
kali membentur tiang, tapi gol yang dicetak melalui titik putih. Jadi terlihat
jelas bahwa “heng” mencetak gol Sturridge masih belum mumpuni. Tapi
bagaimanapin juga assistnya untuk gol Enrique menunjukkan bahwa dia tidaklah
semaruk yang kita bayangkan.
He dance when he wants |
Rodgers memasukkan Henderson
untuk menggantikan Coutinho dan tampil cukup memuaskan menurut saya. Dua kali
umpannya kepada Sturridge hampir membuahkan gol, dan tentu saja kita percaya
kalau Hendo merupakan salah satu pemain masa depan Liverpool #FutureIsBright
Dua pemain lain yang masuk adalah
Allen menggantikan Lucas dan Borini menggantikan Suarez. Kita tentu tau Allen
merupakan pemain favorit Om Brendan, tentu saja dia dimainkan mengingat sudah
unggul cukup jauh. Allen sendiri tampil seperti biasa dengan mengandalkan umpan
umpan pendeknya, tanpa key pass, tanpa shot, tanpa terobosan. Bencana malah
menimpa Fabio Borini, baru sebentar main dia sudah mengalami cedera bahu
setelah jatuh berbenturan dengan pemain lawan. Bahkan menurut berita di
twitter, Borini harus absen sampai akhir musim. GWS Fabio, You’ll Never Walk
Alone.
Pantaskah kita membicarakan 4
besar setelah kemenangan 5-0 ini? Semuanya terserah kita, hanya saja peluang
itu sangat sulit karena masih ada 3 tim diatas Liverpool dan mereka cukup
konsisten belakangan ini. Daripada sibuk membahas 4 besar, lebih baik
berkonsentrasi melawan Zenit di Europe League.
No comments:
Post a Comment