Kamis, 21 Februari 2012 menjadi “European Night” yang
terakhir di Anfield untuk musim ini. Tidak ada lagi bangun bangun subuh untuk
streaming bareng sampai musim depan dimulai kembali. Bahkan musim depan pun
belum tentu bisa main di Eropa. Tapi kita harus optimis, demikian menurut para
kopites di temlen saya. Kita harus optimis bisa main di UCL, biar bisa pasang
patch starball dan Badge of Honour di jersey musim depan. Gleekkkk
Malam yang luar biasa keren di Anfield, dan inilah yang
menghidupkan kata kata “This is Anfield !!!” Setelah sekian lama menjadi korban
troll dari akun akun troll football dan sejenisnya. Yang mana mereka mengatakan
bahwa sangat sulit untuk bisa menang di Anfield, sampai sampai Liverpool
sendiri sulit untuk menang di sana. Terus terang, hati saya langsung berdarah
membaca troll seperti itu. Bagaimana mungkin Anfield yang terkenal dengan
keangkerannya menjadi bahan troll, kalau saya kenal adminnya mungkin sudah saya
ajak ngopi bareng #ehhhh
Hikmah streaming lewat link dari SCTV adalah tidak ada
iklannya, jadi ketika jeda babak pertama chant di Anfield terdengar dengan
jelas. Ketika para kopites menyanyikan “You’ll Never Walk Alone” saya jadi
teringat final Istanbul sambil berharap keajaiban itu akan terjadi lagi malam
itu meskipun akhirnya tidak ada keajaiban yang terjadi dan Zenit tetap lolos.
Tapi melihat perjuangan para pemain dan atmosfer di Anfield, laga malam itu
menjadi sangat spesial. Semangat pantang menyerah pemain membuat usaha bangun
subuh subuh kami tidak sia sia. Mereka tampil luar biasa meskipun tidak lolos.
10 menit pertama kami ketinggalan karena kelabakan mencari
link streaming, jadi saya cuma tahu permainan 80 menit terakhir :-D. Rodgers
memainkan formasi 4-3-3 malam itu, dengan menempatkan Lucas sebagai DM dan
Gerrard di dorong sedikit kedepan. Hendo dijadikan winger kiri dan Downing
tetap menjadi winger kanan. Joe Allen pun menjadi starting dan sukses mencetak
satu gol.
Dua freekick superkeren dari Suarez belum cukup mengantar
Liverpool ke babak berikutnya karena Zenit berhasil mencetak satu gol lewat
salah satu personil “The Avengers” HULK. Dan gol tersebut berawal dari (ehem)
backpass Carra yang terlalu pelan sehingga Hulk dengan mudah mencuri bola dan
menaklukkan Reina. Tapi tidak ada yang
bisa menyalahkan Carra, karena memang Hulk nya yang sudah membaca skema “tiki
taka” Rodgers sehingga dia sudah siap melakukan pressing.
Banyak “Internet Terrorist”
yang menyalahkan Rodgers karena pergantiannya terlalu cepat dan langsung
sekaligus dua. Tapi kita harus percaya Rodgers #InRodgersWeTrust biarkan dia
mengobok obok formasi sesukanya. Om JWH aja nggak pernah interupsi kok malahan
supporternya yang repot, emang situ yang bayar gaji dia? Percayalah kita sedang
dalam proses sebuah revolusi, meskipun tidak sehebat revolusi industri ataupun
revolusi hijau.
Joe Allen memang berhasil mencetak satu gol, tapi saya
melihat belum adanya progress yang signifikan karena tercatat 3 kali kehilangan
bola. Untuk ukuran seorang pemain yang diklaim sebagai “Xavi nya Wales” tentu
saja kehilangan bola sebanyak 3 kali bukanlah catatan yang bagus. Tapi dengan
umur yang baru 22 tahun, peluang berkembangnya masih sangat besar karena dia
masih punya banyak waktu terkecuali tahun ini dunia kiamat.
Lucas menjadi motor lapangan tengah malam itu dengan catatan
87 passing (akurasi 90%), 5 tekel dan 3 intersep. Lucas Leiva is Boss, dia
sudah kembali ke peforma terbaiknya. Semoga peformanya mampu mengangkat
permainan tim di sisa musim ini.
Pertahanan Zenit luar biasa malam itu, Neto sukses
mengkoordinir pertahanan dengan baik. Statistik mencatatkan Neto melakukan 7
tekel, 8 intersep, dan 6 clearance. Gol suarez hasil dari freekick jadi jelas
bahwa defense Zenit termasuk susah untuk dibongkar lewat open play.
Yang penting menang ndan, paling tidak tren positif udah
datang lagi dan semoga menular ke EPL sampai akhir musim. Paling tidak jangan
sampai finish di bawah Everton lagi. Come on you Redsmen
No comments:
Post a Comment